fbpx

PROFIL KETUA PBNU TERPILIH PERIODE 2021-2026, KH YAHYA CHOLIL STAQUF

Gelaran Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, tertanggal 22-24 Desember 2021 telah menetapkan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua PBNU Periode 2021-2026.
Yahya Cholil Staquf, Ketua PBNU Perode 2021-2026

Blora- Gelaran Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, tertanggal 22-24 Desember 2021 telah menetapkan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua PBNU Periode 2021-2026.

Pria yang akrab di sapa Gus Yahya itu terpilih sebagai ketua setelah berhasil memperoleh suara sebanyak 337 suara, unggul 127 suara dari Ketum PBNU petahana, KH Said Aqil Siradj yang mengumpulkan 210 suara.

Yahya merupakan santri tulen yang lahir di Rembang, Jawa Tengah 16 Februari 1966. Dari kecil Ia tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren, mulai dari dididik oleh ayahnya sendiri, KH Cholil Bisri yang merupakan Kiai Besar sekaligus eks Wakil Ketua MPR dan salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sampai berguru ke KH Ali Maksum Krapyak, Yogyakarta mewarnai karir ke-pesantrenannya.

Setelahnya, Yahya meneruskan studi di Universitas Gadjah Mada dan mengambil jurusan Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Tercatat, ia juga aktif di Organisasi Ekstra Kampus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan pernah menjabat sebagai Ketua Komisariat FISIPOL UGM HMI cabang Yogyakarta Periode 1986-1987.

Sebelum terpilih sebagai Ketum PBNU masa khidmat 2021-2026, Yahya Cholil Staquf merupakan Sekretaris Umum Katib Syuriah PBNU dan mengabdi selama lima tahun disana.

Selain kiprahnya di Nahdlatul Ulama, Kakak kandung Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas itu juga turut berkiprah di perpolitikan nasional. Ia pernah menjadi Juru Bicara (Jubir) Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan pada 31 Mei 2018 lalu dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) di Istana Negara, Jakarta.

Di kancah Global, Yahya Cholil Staquf pernah menuai kontroversi karena menghadiri undangan dari American Jewish Commitee (AJC) Globla Forum di Israel. Dan langkah itu dianggap tidak selaras dengan komitmen terhadap kemerdekaan Palestina.

Namun diklarifikasi oleh Sekretaris Jendral PBNU, Helmy Faishal Zaini, langkah itu selaras dengan apa yang pernah dilakukan oleh Gus Dur, yakni memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui jalur diplomasi. (Lis)