fbpx

PULUHAN KARYA SASTRA BERNUANSA BLORA SEGERA DIBUKUKAN

Indonesiana
Para juri lomba cerpen dan puisi, dalam rangkaian Festival Indonesiana, Cerita dari Blora: Merajut Kearifan Sedulur Sikep, dilaksanakan di kantor Dinporabudpar setempat

Blora Tim juri lomba penulisan cerpen dan puisi dalam rangkaian Festival Indonesiana: Cerita dari Blora ini, tengah bekerja keras menilai ratusan karya yang diterima. Naskah-naskah tersebut berasal dari para pelajar dan mahasiswa berusia 13-21 tahun se- Jawa Tengah.

 

Indonesiana
Para juri lomba cerpen dan puisi, dalam rangkaian Festival Indonesiana, Cerita dari Blora: Merajut Kearifan Sedulur Sikep, dilaksanakan di kantor Dinporabudpar setempat

 

Salah satu juri, Prasetyo Utomo menyebutkan, ratusan naskah yang masuk menggambarkan potret literasi generasi milenial. Mengangkat tema tentang Blora, naskah karya anak-anak muda ini menceritakan berbagai aspek tentang kota Mustika.

“Ini generasi muda milenial yang tidak kehilangan budaya literasi. Pada substansinya, saya berharap mereka menjadi generasi penerus Pram (Pramoedya Ananta Toer, red),” kata Prasetyo, di kantor Dinporabudpar Blora, Minggu (18/08).

Secara lengkap, dewan juri lomba ini terdiri atas Dwiyanto : cerpenis, Sri Purnomowati : novelis, Prasetyo Utomo : esais, cerpenis, dosen sastra, Budi Wahyono : esais, penyair, dosen sastra, dan Luhur Susilo : penyair.

Lebih lanjut, Prasetyo memaparkan aspek-aspek yang dinilai dalam lomba ini. Untuk naskah puisi, aspek yang dinilai meliputi kesesuaian dengan tema (budaya Blora), pilihan kata (diksi), gaya bahasa, keutuhan, dan keselarasan.

Tak jauh berbeda dengan aspek yang dinilai dalam naskah cerpen, yakni kesesuaian dengan tema, substansi, kebahasaan dan teknik penulisan. Saat ini, dewan juri tengah memeriksa sebanyak 77 naskah puisi dan 74 naskah cerpen.

Nantinya, dari naskah yang masuk ini akan dipilih 20 naskah cerpen terbaik dan 50 naskah puisi terbaik. Seluruh karya terpilih akan dihimpun menjadi sebuah buku cerpen dan puisi terbaik bertema Budaya Blora. (jay)