fbpx

SELAMA PANDEMI ANGKA STUNTING DI BLORA NAIK

Angka stunting di Blora mengalami kenaikan di masa pandemi covid-19, dikarenakan kegiatan mengumpulkan orang dihentikan sementara sehingga kurangnya pantauan balita dan kurang optimal.
Kepala Dinas Kesehatan Blora, Edy Widayat.

Blora – Angka stunting Blora mengalami kenaikan di masa pandemi covid-19, dikarenakan kegiatan mengumpulkan orang dihentikan sementara sehingga kurangnya pantauan balita dan kurang optimal.

Kepala Dinas Kesehatan Blora, Edy Widayat mengatakan angka stunting di masa pandemi tahun 2021 di Kabupaten Blora mengalami kenaikan.

“Di tahun 2021 terdapat 45 Desa/Kelurahan prioritas, dari jumlah itu terdiri dari 41 Desa dan 4 Kelurahan. Saat ini prosentase stunting di Kab. Blora, berada pada 9,23 persen,” katanya.

Dikatakannya dalam acara rembuk stunting tingkat Kabupaten Blora di lantai II ruang pertemuan Gedung Bappeda yang diselenggarakan Dinas Kesehatan bersama OPD terkait, Sabtu (27/11). Diikuti oleh para Camat, kepala Puskesmas, Baznas dan sejumlah organisasi masyarakat lainnya.

Bupati Blora Arief Rohman membuka acara tersebut juga dikuti secara virtual zoom oleh perwakilan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan. Arief menyampaikan 10 permasalahan utama stunting di Kabupaten Blora.

“Cakupan Pelayanan yang belum memenuhi target, Tingginya Ibu Hamil KEK/Anemia, Sinergitas dan koordinasi antar pemangku kepentingan, Pola Asuh Belum Semua, Posyandu Holistic Integratif, Keterbatasan Anggaran,” ucapnya.

Ia melanjutkan, Rendahnya Tingkat Kehadiran Balita ke Posyandu, Manajemen Data, Tingginya  Pernikahan Anak, hingga Rendahnya Tumbuh Kembang Anak atau Balita. Dirinya juga mengapresiasi dari OPD yang malakukan inovasi dalam penanganan stuning.

“Saya mengapresiasi kepada semua yang terus melakukan pembenahan, sehingga dapat menjadi rujukan daerah lain dan melakukan disini. Target kita ke depan stunting di Blora terus ada penurunan menuju new zero stunting,” Pungkasnya. (jam).