fbpx

SERMIYER, KERUPUK KETELA YANG GURIH RASANYA

Membuat Kerupuk Sermiyer
Kerupuk Sermiyer yang telah dikemas

Ngawen- Ketela atau singkong kerap dianggap bahan makanan kelas dua yang dikonsumsi masyarakat pinggiran. Namun, jika sudah diolah menjadi kerupuk Sermiyer, akan dimintai pecinta kuliner karena rasanya yang menggoda.

Di Blora, kerupuk berbahan dasar ketela pohon ini banyak dibuat di Desa Wantilgung Kecamatan Ngawen. Lantaran banyaknya pengusaha Sermiyer, desa ini menahbiskan diri sebagai Sentra Sermiyer.

Salah satu pengusaha Sermiyer di desa tersebut, Lamijan mengaku kerap kewalahan melayani pesanan Sermiyer saat bulan Ramadhan atau Idul Fitri. Sermiyer buatannya dikenal memiliki rasa gurih yang khas.

 

Membuat Kerupuk Sermiyer
Kerupuk Sermiyer yang telah dikemas

 

“Kalau mendekati puasa atau menjelang lebaran, saya sering menerima pesanan dari luar daerah Blora. Baik mentah maupun yang sudah digoreng. Promosinya lewat media sosial,” terang Lamijan, Kamis (28/02).

Mau tau bagaimana cara pembuatan Sermiyer khas Desa Wantilgung? Berikut ini bahan dan cara pembuatannya.

Membuat Kerupuk Sermiyer

Darmi, salah satu pembuat Sermiyer memaparkan bahan dan cara pembuatan kerupuk istimewa ini. Bahan utamanya, tentu saja ketela pohon yang bagus kualitasnya. Satu karung ketela pohon seharga Rp 150 ribu, dapat menghasilkan sekitar 1500 lembar Sermiyer.

Selain ketela, harus disiapkan pula sejumlah bumbu untuk menciptakan cita rasa gurih. Diantaranya, bawang putih, ketumbar, garam secukupnya dan daun seledri. Siapkan pula botol untuk menggilas adonan Sermiyer.

Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah mengupas ketela, kemudian menggilingnya hingga halus. Campurkan ketela yang telah halus itu dengan bumbu-bumbu di atas. Kemudian, bentuk adonan tersebut menjadi bulatan-bulatan kecil.

Bulatan adonan tersebut, kemudian digilas dengan botol hingga menjadi lembaran-lembaran tipis. Lembaran ini kemudian dijemur di bawah terik matahari hingga kering. Jika sudah kering, jadilah kerupuk Sermiyer mentah yang belum dapat dikonsumsi.

Supaya dapat dinikmati, kerupuk mentah ini harus digoreng terlebih dahulu. Darmi menambahkan, untuk mendapatkan rasa terbaik, penggorengan kerupuk Sermiyer dilakukan dalam wajan di atas tunggu dengan pengapian kayu bakar.

Kuliner Turun Temurun

Kerajinan kuliner pembuatan Sermiyer di Desa Wantilgung telah berlangsung secara turun-temurun. Hingga kini, Sermiyer masih dibuat secara tradisional skala industri rumah tangga dan dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga.

Kepala Desa Wantilgung Yuntarno mengungkapkan, saat ini sekitar 70 kepala keluarga di desa tersebut membuat Sermiyer untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Pihaknya terus mengupayakan, mendorong berkembangnya industri ini.

“Sebagai sambilan dan menambah penghasilan keluarga. Pembuat semier memang butuh perhatian serius dan terus kita dorong. Kami berharap dukungan banyak pihak untuk membantu peningkatan usaha ini,” katanya.

Lebih lanjut, Yuntarno memaparkan kebutuhan pengembangan industri Sermiyer di desa tersebut. Menurutnya, dengan adanya inovasi di usaha Sermiyer, citra Desa Wantilgung sebagai sentra pembuatan kerupuk ketela tersebut akan semakin kuat.

“Kami berharap, ada pendampingan seperti bagaimana cara pengemasan Sermiyer yang baik, termasuk pendampingan di sisi kesehatan dan kebersihan produk. Penting juga bagi para pengusaha Sermiyer untuk mengetahui ketentuan uji makanan,” pungkasnya. (one)