fbpx

SOSIAWAN LEAK: MERDEKA BERPIKIR HARUS DIMULAI SEJAK DINI

Sosiawan Leak cukup dikenal di tanah air. Menanggapi kurikulum merdeka belajar, menurutnya penting kemerdekaan berpikir dimulai sejak dini.
Sosiawan Leak.

Kradenan, BLORANEWS – Sosiawan Leak cukup dikenal di tanah air. Menanggapi kurikulum merdeka belajar, menurutnya penting kemerdekaan berpikir dimulai sejak dini.

“Membebaskan anak-anak belajar itu penting. Kemerdekaan berpikir itu dimulai sejak dini. Kemerdekaan dalam memahami makna-makna kebenaran secara ilmiah. Ini harus dikampanyekan secara masif,” ucapnya saat ditemui, Sabtu (3/9) kemarin di SMA NU 1 Kradenan.

Pria kelahiran Solo tahun 1967 ini saat sarasehan sastra dan budaya di SMA NU 1 Kradenan memandang kegiatan tersebut sangat menarik, melihat dari yang mengikuti dari berbagai latar belakang, dari siswa, pengajar, banom-banom NU, tokoh masyarakat hingga pelaku kebudayaan. 

“Sarasehan ini diikuti oleh beragam latar belakang, pembahasannya juga beragam, menyangkut semua audien. Ada satu titik kita mengalami kegelisahan yang sama. Kegiatan ini sangat penting, tentu secara terbuka, tidak terlalu teoritis, berangkatnya dari pemahaman,” ucap Sastrawan Leak. 

Sastrawan yang pernah menampilkan puisi di Eropa ini menilai, saat ini kita masuk era kebudayaan global, sedangkan Indonesia sebagai bangsa yang berkebudayaan lokal berpotensi maju di era ini

“Fokus dunia bicara soal kemajuan internet, dan ini ngomong soal kebudayaan lokal bangsa masing-masing. Modalnya adalah siapa yang punya kebudayaan beragam. Jika dipelihara maka akan menjadi fokus dunia. Fokus dunia inilah bisa kita sederhanakan untuk pembelajaran anak-anak dalam menghadapi problematika sesuai ranahnya,” terangnya yang juga dosen tamu di sejumlah perguruan tinggi.

Ia berpesan, nilai kebudayaan harus diperkuat. Ide kemerdekaan berpikir tetap mengutamakan kebangsaan dan keagamaan. Problem-problem menyoal kebudayaan sangat banyak.

“Terlebih SMA sini kan basisnya NU. Moderasi beragama menjadi pegangan mendasar kebangsaan kita untuk diperkuat. Ngomong soal kebangsaan pasti ngomong kebudayaan, ngomong kebudayaan pasti ngomong filosofinya, maknanya dan bagaimana mengaplikasikannya,” ujarnya. 

Sementara itu, Sastrawan asal Lamongan, Mahrus Ali menambahkan, kegiatan sarasehan sastra dan budaya di SMA NU 1 Kradenan perlu dicontoh. Ia mengaku baru pertama kali di tahun 2022 kegiatan semacam ini dilaksanakan di sekolahan.

“SMA NU ini sudah berani melakukan gebrakan kebudayaan. Akan menjadi lebih baik jika dilakukan di masing-masing sekolah. Pelaku kesenian akan menghidupkan literasi dari berbagai gayanya,” ucap pria kelahiran Madura ini.

Sebagai sesepuh di Teater Ginyo, Mahrus menilai Blora merupakan daerah yang maju. Memiliki tokoh sastrawan Pramoedya Ananta Toer yang menjadi rujukan internasional, tulisannya. 

“Penting bagi Blora untuk terus dikembangkan. Harus muncul Pramoedya baru di Blora. Apalagi Blora ada Samin, itu hasil budaya,” ucap seorang yang kerap disapa Cak Mahrus. 

Mahrus telah menulis empat buku. Yaitu Kumpulan Cerpen Maha Rindu, Puisi Monolog Rindu, Kumpulan Puisi Alif Lam, dan Kumpulan Puisi Rencana Bisu. Kepada generasi muda, pria lulusan STAIN Madura dan lulusan IAIN Sunan Ampel tersebut mengatakan, mengikuti zaman global harus tetap menjaga kebudayaan. 

“Seperti dikatakan Mas Leak tadi, budaya ditawarkan melalui tiktok, literasi disesuaikan dengan perkembangan zaman. Berliterasi harus melek teknologi, kita tidak bisa kembali ke masa dulu, tetap mengikuti zaman dengan menjaga tradisi,” terangnya.

Ia menilai, generasi penerus sangat jarang berliterasi. Kegiatan membaca minim peminat. Baginya, proses belajar dimulai dari membaca. 

“Membaca memang tidak populer. Bagi teman-teman siswa belajar dimulai dari membaca. Teknologi apapun pasti diawali dengan membaca, paling tidak membaca keadaan,” pungkasnya. (Jam).