fbpx

STRATEGI GURU PAI DI ERA MILENIAL

Rapat Kerja Daearah (Rakerda) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Blora di aula Kementerian Agama setempat
Rapat Kerja Daearah (Rakerda) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Blora di aula Kementerian Agama setempat

Blora- Peran sentral guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai motor pendidikan karakter di sekolah makin nyata seiring dengan perkembangan zaman. Tak sekedar mengajar, para guru juga diharapkan dapat merumuskan strategi untuk membentuk karakter siswa yang berakhlakul karimah.

 

Rapat Kerja Daearah (Rakerda) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Blora di aula Kementerian Agama setempat
Rapat Kerja Daearah (Rakerda) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Blora di aula Kementerian Agama setempat

 

Hal ini dibahas secara mendalam pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kabupaten Blora, Sabtu (08/02). Tema yang diusung adalah Penguatan Kelembagaan Dalam Menyongsong GPAI di Era Millenial.

“Sudah saatnya Guru PAI menjemput gagasan besar tentang moderasi pendidikan di era milenial. Di sisi lain, moderasi pendidikan harus memperhatikan aspek kreativitas, inovatif, dan akhlakul karimah,” harap Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Blora, Suhadi.

Lebih lanjut, Suhadi berharap agar para pengajar PAI di Blora mampu membawa angin segar marwah islam, dengan cara cara dakwah yang humanis. Dengan demikian, peserta didik dapat meneladani apa yang telah diajarkan para guru tersebut.

“Dengan cara dakwah yang humanis. Tidak ekstrim kanan, atau ekstrim kiri. Sehingga nuansa Islam Rahmatan Lil Alamin merasuk ke sanubari siswa,” pungkasnya.

Sementara, Ketua DPD AGPAII Kabupaten Blora, Masngud menekankan peran krusial guru PAI dalam membentengi siswa di tengah gempuran paham radikal. Mengingat, paham radikal yang intoleran kerap masuk ke institusi pendidikan melalui berbagai metode dan tak mudah terdeteksi.

“Para guru harus lebih tegas dalam membimbing siswa. Sehingga, gelombang radikalisasi di dunia pendidikan dapat dibendung,” harapnya. (irc)