fbpx

BLORA GELAR HIBURAN DI ENAM TITIK, BEGINI SEJARAHNYA TAHUN BARU

1 Januari kemarin seluruh dunia telah merayakan awal tahun baru 2022. Momen itu merupakan perayaan yang biasa dilakukan masyarakat di seluruh dunia dalam menyambut tahun baru Masehi.
Ilustrai Perayaan Tahun Baru Masehi

Dikutip wikipedia, Sejarah perayaan tahun baru berawal 2000 Sebelum masehi di Timur tengah, Penduduk Mesopotamia merayakan pergantian tahun saat matahari tepat berada di atas katulistiwa, atau tepatnya 20 Maret.

Pada masa sekarang, Bangsa persia masih merayakan tahun baru pada tanggal 20, 21, atau 22 Maret, yang disebut Nowruz. Hal ini menandakan dimulainya musim semi.

Nowruz merupakan tradisi 3.000 tahun yang unik dan tradisi festival tertua di dunia. Sejumlah negara hingga kini masih merayakan antara lain, Iran, Afghanistan, Azerbaijan, Kazakhstan, Pakistan, Turki, dan Uzbekistan.

Di Cina perayakan tahun baru dimulai saat matahari terbenam di bulan baru dalam tanda Aquarius (akhir Januari atau awal Februari). Menurut kalender Ibrani, tahun baru didasarkan pada 12 bulan lunar (13 dalam tahun-tahun tertentu) dari 29 atau 30 hari. Hari tahun baru Yahudi atau Rosh Hashanah dapat jatuh kapan saja dari 6 September hingga 5 Oktober dalam kalender Gregorian.

Dalam kalender islam (Hijr) lebih banyak digunakan didasarkan pada 12 bulan lunar yang terdiri dari 29 atau 30 hari; dengan demikian bahwa hari tahun baru islam secara bertahap mundur melalui kalender Gregorian yang lebih panjang. Berbeda lagi dengan umat Hindu, tahun baru Hindu dimulai pada hari setelah bulan baru pertama atau setelah ekuinoks musim semi.

Untuk penanggalan Masehi, Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM.

Dalam mendesain kalender baru, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah Mesir, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir kuno. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari.

Nama Januari diambil dari nama dewa dalam mitologi Romawi, yaitu Dewa Janus yang memiliki dua wajah yang menghadap ke depan dan belakang. Penduduk Romawi meyakini bahwa Dewa Janus adalah dewa permulaan sekaligus dewa penjaga pintu masuk. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli.

Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus. Tahun Masehi baru dihitung dan ditetapkan sejak kelahiran Isa Al-Masih dari Nazaret, yang mulai diadopsi di Eropa Barat pada sekitar abad ke-8. Sejak itu lah setiap tanggal 31 Desember malam akan dilakukan malam pergantian tahun baru dengan segala perayaan yang dilakukan negara-negara di seluruh belahan dunia.

Acara itu, diharapkan menjadi momen silaturahmi antara pemerintah  Blora dan warga masyarakat dalam menyambut tahun baru 2023.

“Oleh karena itu, kami mengajak seluruh warga untuk memeriahkannya dan tetap patuh pada protokol kesehatan,” pesan Kepala Dinporabudpar Blora.

Pihaknya juga berharap semoga di tahun 2023 semua masyarakat Blora selalu diberikan kesehatan, keselamatan, umur panjang dan rejeki yang berlimpah. (Dj)