fbpx

TANTANGAN KARTINI ZAMAN NOW, ATIKOH SOROTI KEGANDRUNGAN MEDSOS

TANTANGAN KARTINI ZAMAN NOW, ATIKOH SOROTI KEGANDRUNGAN MEDSOS
TP PKK Jateng ziarah di makam pahlawan Kartini

Rembang – Ketua TP PKK Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo menyoroti tantangan perempuan atau Kartini zaman now yang berhadapan dengan disrupsi informasi dan era teknologi digital.

Menurutnya, perjuangan Kartini masih relevan diteladani oleh perempuan di zaman sekarang yang dituntut harus cerdas dan memiliki banyak keterampilan.

“Bila kita telaah, pendapat dan gagasan beliau luar biasa. Ia (Kartini) meminta kita untuk optimis dan bersikap positif. Setelah berkeliling museum, menunjukkan betapa cerdasnya beliau, menguasai enam bahasa dan multi talenta, bisa jahit, melukis, mengajar dan menulis,” ungkapnya saat menjadi pembina upacara HUT ke-142 Kartini, di Pendopo Museum Kartini, Rabu (21/04).

Usai Upacara Peringatan Hari Kartini, Atikoh didampingi Wakil Ketua I TP PKK Jateng, Nawal Arafah Yasin bersama rombongan mengunjungi Museum RA Kartini, dan ziarah ke makam RA Kartini di Bulu, Rembang.

Atikoh berpendapat, semangat perjuangan Kartini bisa dijadikan acuan di era modern. Menurutnya, perempuan masa kini menghadapi tantangan yang jauh lebih berat. Diantaranya, perempuan di garis kemiskinan, perempuan kepala keluarga, perempuan disabilitas, perempuan HIV-AIDS, perempuan pekerja migran dan perempuan korban kekerasan.

Ia juga menyoroti angka kematian ibu masih cukup tinggi dan pernikahan usia dini. Dirinya mewanti-wanti betul agar kesehatan ibu dan bayi menjadi perhatian. Karena, kesehatan ibu memengaruhi perkembangan generasi selanjutnya.

“Fenomena yang kita hadapi setiap hari adalah kegandrungan anak-anak dengan media sosial. Dalam hal ini, harus terus kita waspadai dan awasi. Penggunaan media sosial seperti facebook, youtube, twitter, tiktok, maupun instagram harus bijak. Hati-hati dengan banyak munculnya berita hoaks,” terangnya.

Jika tidak ditanggulangi, lanjut Atikoh, kebebasan mengakses informasi bisa menyebabkan bangsa Indonesia terjebak dalam krisis jati diri, ideologi, karakter, dan kepercayaan.

Dirinya berharap, dalam pendidikan keluarga harus diberi penekanan dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dan agama yang berfungsi sebagai benteng, bagi generasi muda. 

Dalam kegiatan tersebut, Atikoh juga membagikan bantuan kepada sejumlah difabel dan warga kurang mampu, serta meninjau UMKM di Rumah Akar. (Jay)