fbpx

TEMUAN FOSIL KAPUAN DISIMPAN DI RUMAH ARTEFAK

Hasil identifikasi awal tim BPSMP Sangiran menyebutkan fosil tersebut merupakan kerangka dari paus purba (Cetacea)
Hasil identifikasi awal tim BPSMP Sangiran menyebutkan fosil tersebut merupakan kerangka dari paus purba (Cetacea)

Blora Sejumlah temuan fosil kerangka tulang belakang dan tulang rusuk yang ditemukan di Desa Kapuan Kecamatan Cepu Kabupaten Blora kini telah diamankan di Rumah Artefak. Proses identifikasi lanjutan terhadap temuan ini terus dilakukan.

 

Hasil identifikasi awal tim BPSMP Sangiran menyebutkan fosil tersebut merupakan kerangka dari paus purba (Cetacea)
Hasil identifikasi awal tim BPSMP Sangiran menyebutkan fosil tersebut merupakan kerangka dari paus purba (Cetacea)

 

“Fosil tersebut disimpan dan didisplay di Rumah Artefak dan menjadi bagian dari koleksi Rumah Artefak,” terang Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blora, Slamet Pamudji melalui Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan, Eka Wahyu Hidayat, Kamis (22/08).

Baca: KERANGKA TULANG BELAKANG DITEMUKAN DI CEPU, FOSIL BINATANG PURBA?

Menurut Eka, berdasarkan hasil identifikasi awal tim Badan Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, fosil tersebut merupakan kerangka paus purba (Cetacea). Fosil semacam ini, baru kali pertama ditemukan di wilayah Jawa Tengah.

“Dari hasil yang ada disimpulkan bahwa temuan di Kapuan adalah keluarga Cetacea atau Paus Purba, dan menurut Tim BPSMP Sangiran ini baru pertama kali ditemukan di Jawa Tengah. Bagian yang ditemukan adalah Tulang belakang dan tulang Rusuk. Ditemukan belum lengkap,” imbuhnya.

 

Belum Ada Rencana Penggalian Lebih Lanjut

Meski temuan ini terbilang langka, Blora menghadapi beberapa kendala untuk penggalian lebih lanjut. Pasalnya, penggalian fosil merupakan kewenangan BPSMP Sangiran. Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten tidak memiliki sarana dan SDM yang memadai.

“Kelihatannya belum ada rencana untuk itu (penggalian lebih lanjut, red). Bahwa wewenang untuk penggalian berada pada BPSMP Sangiran, pemerintah Daerah tidak dapat melaksanakan penggalian karena keterbatasan peralatan dan SDM,” tambah Eka.

Baca: RUMAH ARTEFAK BLORA MILIKI RATUSAN BENDA CAGAR BUDAYA DARI 4 PERADABAN

Saat ini, puluhan fragmen fosil yang ditemukan di Kapuan tersebut, tengah dikonservasi dan diidentifikasi lebih lanjut di Rumah Artefak. Setelah proses identifikasi selesai, maka akan diketahui usia fosil, jenis hewan dan berbagai fakta lainnya.

“Saat ini masih dikonservasi dan diidentifikasi lagi di Rumah Artefak. Sekitar puluhan fragmen fosil,” pungkasnya. (jay)