fbpx

TERKENDALA PROSES PERIJINAN, 3 DUKUH PADA TIGA KECAMATAN BELUM TERALIRI LISTRIK

Ilustrasi : Riaumandiri.co

Blora – Hingar bingar di Kota Blora dengan fasilitas listrik secara penuh, mungkin sudah dinikmati warga yang tinggal diwilayah tersebut. Namun berbeda dengan puluhan KK yang tinggal pada tiga dukuh di kawasan hutan pada tiga kecamatan, yang tinggal di pinggiran Bumi Samin. Hingga saat ini masih belum bisa merasakan aliran listrik.

Diantaranya, 154 KK di Dukuh Ngandong Desa Nglebak Kecamatan Kradenan, di Dukuh Bedug, Desa Kepoh Kecamtan Jati (45 KK), dan Dukuh Jamurlot, Desa Kedungtuban, Kedungtuban (15 KK).

 

Ilustrasi : Riaumandiri.co

 

“Iya. Bukan desa tapi di dukuhan atau dusun ada. Untuk menuju wilayah itu, jaraknya pun jauh dan itu harus melewati hutan,” kata Nugroho Adi Santoso, Staf  Balai ESDM Kendeng Selatan saat dihubungi melalui telepon selular, Kamis (31/08/2017) lalu.

Meski begitu, karena tiga dukuh tersebut melintas kawasan hutan, sehingga memerlukan ijin dari Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) untuk bisa teraliri listrik. Bupati Blora pun sudah membuat proses pengajuan ijin ke Menteri KLH.

“Kami menunggu kabar dari Bupati Blora untuk mengajukan ijin tersebut, guna dasar pembangunan jaringan listriknya. Proses masih berjalan pak. Kemarin kami bersama Bappeda meminta konfirmasi perkembangannya dan saat ini masih di Dirjen,” ujarnya.

Kata dia, Kabupaten Blora sendiri sebenarnya sudah pernah mengajukan, tapi hingga saat ini masih ngambang. Ia mengaku, sudah mengkonfirmasi ke PLN Jateng. “Kalau ijin sudah turun siap membangun jaringan disana (tiga dukuh tersebut),” jelasnya.

Menurutnya, warga masyarakat sudah pernah di tawari untuk pendirian PLTS, namun warga masih pikir-pikir. “Masyarakat gak mau, karena mereka menganggap tidak efektif. Padahal potensi PLTS sangat besar, dan Kementrian ESDM sanggup membantu. Permasalahannya juga berada pada lahan, sebab kita butuh lahan untuk peralatan kelistrikan lainnya,”imbuhnya.

Saat ini, warga di lokasi tersebut mempunyai model sendiri untuk mendapatkan listrik. Yakni, dengan “nyalur” dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan kualitasnya pun tak begitu baik. “Sekitar lima kilometer, kan jauh. Disana butuh tanah area untuk pendirian PLTS, mungkin warga takut kehilangan lahan,” tuturnya.

Berbeda dengan Mulki Maulana, Manager PT PLN Persero Area Kudus Rayon Blora. Menurutnya, hanya ada dua dukuhan di Kabupaten Blora yang belum teraliri listrik. Kendalanya sama, yaitu lokasi yang ada di dalam hutan. “Ada dua dukuh di wilayah selatan pastinya saya lupa,” tandasnya.

Reporter : Ngatono