fbpx

TIDAK ADA PEMBANGUNAN EMBUNG BARU DI BLORA TAHUN INI

Bendungan jurang jero
Bendungan Jurang jero, salah satu penampung air pendukung sektor pertanian.

Blora – Pertanian merupakan sektor penting di Kabupaten Blora, Kekeringan hampir tiap tahun terjadi. Meskipun demikian pada tahun anggaran 2021 ini, Pemerintah Kabupaten Blora tidak membangun embung baru.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Wilayah I Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Blora Surat mengungkapkan, untuk tahun ini (2021) tidak ada pembangunan embung baru, pemerintah hanya akan melakukan rehabilitasi di sejumlah embung.

“Tahun ini pembangunan embung baru belum ada, hanya pekerjaan rehabilitasi embung sumurboto kecamatan Jepon dan embung tutup kecamatan Tunjungan yang dibiayai dari dana Banprov Pemprov Jateng, apabila tdk kena refocusing akan dilaksanakan pada tahun ini, sampai saat ini kami masih menunggu proses verifikasi dari Pemprov Jateng utk kepastian jadi tidaknya kegiatan tersebut.” Jelasnya.

Menurutnya, di Blora ada sekitar 60 embung dan sebagian besar mengandalkan tadah hujan, masuk pada musim kemarau ini ada sejumlah embung yang mulai kekeringan karena airmya dimanfaatkan untuk mengairi persawahan pada musim tanam 2 ini.

“Jumlah embung ada sekitar 60 an embung sebagian besar memang embung tadah hujan, ada beberapa embung yang memang sudah mulai mengalami kekeringan karena airnya memang dipakai petani untuk mencukupi kebutuhan air irigasi tanaman di Masa Tanam (MT) 2 tahun ini, akibat beberapa bulan yang lalu memang tidak ada hujan sekitar kurang lebih 1 bulan, diantaranya embung yang sudah mengalami kekeringan adalah embung bruk dan embung sendangmulyo,”Jelasnya.

Sedangkan embung yang belum mengalami kekeringan meskipun debit airnya berkurang antara lain embung Plered, Kemiri, Rowo dan embung Klopoduwur.

“Tidak semua embung yang mengalami kekeringan, sampai saat ini masih ada embung yang belum mengalami kekeringan seperti embung Plered, embung Klopoduwur, embung Jurangjero, embung Rowo, dan embung kemiri masih ada airnya meskipun kapasitas airnya sudah menyusut karena dimanfaatkan para petani untuk kebutuhan air irigasi tanaman padi pada Masa Tanam (MT) 2 ini.”lanjutnya.

Dalam buku “Kabupaten Blora dalam angka 2021” yang dirilis Badan Pusat Statistik, Jumlah luas lahan sawah di Kabupaten Blora 2020 yang tercaver pengairan teknis hanya sekitar 7449.00 H., setengah teknis 967.00 H., Pengairan sederhana/PU sejumlah 4114.00 sedangkan pengairan desa non PU sejumlah 1640,01 H. Dari Jumlah tersebut, 29.459,13 merupakan tadah hujan dan hanya 2256,01 H. yang tercover P2AT (Proyek Pengembangan Air Tanah). (Dj)