fbpx

TRADISI GREBEG APEM YAQOWIYYU KYAI AGENG GRIBIG DI TENGAH PANDEMI

TRADISI GREBEG APEM YAQOWIYYU KYAI AGENG GRIBIG DI TENGAH PANDEMI
Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto di acara grebeg apem Yaqowiyyu Kyai Ageng Gribig.

Klaten – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin acara grebeg Apem Yaaqowiyyu Kyai Ageng Gribig di Jatinom Klaten, Jumat (24/9). Tradisi pembagian apem yang dilakukan secara turun temurun sejak 400 tahun silam itu digelar tiap tahun setiap bulan Safar itu.

Jika biasanya Grebeg Apem Yaaqowiyyu Kyai Ageng Gribig dilakukan secara meriah, namun kali ini digelar dengan cara sederhana. Acara dimulai dengan shalat Jumat berjamaah kemudian Ganjar dan Airlangga bersama sejumlah anak cucu Kyai Ageng Gribig berziarah ke makam Kyai Ageng Gribig dan berdoa bersama.

Usai acara itu, Ganjar dan Airlangga diminta keturunan Kyai Ageng Gribig untuk membagi-bagikan apem kepada masyarakat yang ada di sana. Biasanya, apem dibagi-bagikan dengan cara dilemparkan dan diperebutkan ribuan masyarakat. Namun kali ini, apem dibagikan secara simbolis, kemudian pasukan Gojek diminta berkeliling membagi-bagikan apem kepada masyarakat.

Ganjar mengapresiasi masyarakat Klaten yang tetap menggelar tradisi itu. Meski suasananya agak berbeda karena tidak bisa meriah, namun tetap dijalankan dengan khidmad.

“Suasananya agak berbeda, karena hari ini tidak bisa rame-rame membagi apem dengan kehadiran masyarakat yang masif. Namun tetap dirayakan masyarakat karena ini cerita budaya dan religi peninggalan mbah Gribig,” kata Ganjar.

Ada banyak nilai dari tradisi Grebeg Apem Yaa Qowiyyu. Selain menggambarkan bagaimana penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Kyai Ageng Gribig tempo dulu dengan pendekatan kultural, tapi juga ada nilai ekonomi yang mengikuti.

“Ada nilai ekonomi yang luar biasa. Setiap acara ini, ekonomi masayarakat tumbuh. Orang buat apem, ini saja kemarin 6 ton. Belum lagi biasanya banyak orang datang dari berbagai daerah dan tentu bisa menggeliatkan ekonomi masyarakat,” ucapnya.

Ganjar berharap tradisi Grebeg Apem Yaa Qowiyyu tetap lestari. Tahun depan, ia berharap tradisi ini bisa digelar seperti sebelum pandemi.

“Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa baik dan acara ini digelar meriah,” tutupnya.

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mengatakan, tradisi Yaa Qowiyyu merupakan tradisi bagi-bagi apem yang dilakukan sejak Kyai Ageng Gribig. Tradisi itu sudah dilakukan lebih dari 400 tahun. Airlangga sendiri masih keturunan anak cucu Kyai Ageng Gribig.

“Simbah ini memberikan pengajaran tentang konsep berbagi. Selain itu, simbah Gribig juga menciptakan kegiatan ekonomi melalui pembuatan apem ini. Acara ini tiap tahun digelar, pak Ganjar juga beberapa kali ikut,” katanya.

Karena pandemi, acara tidak digelar seperti biasa. Protokol kesehatan harus dilakukan, namun acara tetap digelar meski berbeda.

“Makanya kami mengajak ojek online untuk membagikan kepada masyarakat. Biasanya kan masyarakat datang. Kalau acara seperti biasa, prokesnya jelas tidak memungkinkan,” ucapnya.

Airlangga juga mengapresiasi penanganan Covid-19 di Jateng. Saat ini, sejumlah daerah di Jateng kondisinya sudah membaik.

“Klaten alhamdulillah sudah turun ke level 3, mudah-mudahan ke depan semakin turun dan ekonomi masyarakat di Klaten dan Jateng bisa bergerak,” pungkasnya. (Spt)