TRADISI JAMASAN PUSAKA TETAP LESTARI DI TENGAH MODERNISASI BLORA

Foto: Mulyono, penjamas pusaka asal Blora, tengah membersihkan keris di tempat praktiknya yang berada di kawasan Blok T, eks Stasiun Blora, Rabu (2/7/2025).

Blora, BLORANEWS.COM – Bulan Muharram atau Sura dalam kalender Jawa selalu menjadi momen spesial bagi masyarakat Blora.

Salah satu tradisi yang tetap lestari hingga kini adalah jamasan atau pembersihan benda pusaka, yang dipercaya membawa berkah dan keselamatan.

Di kawasan eks Stasiun Blora, seorang penjamas pusaka bernama Mulyono setiap tahunnya membuka jasa jamasan khusus selama Bulan Sura.

Dalam sehari, ia bisa membersihkan hingga 30 hingga 40 pusaka milik warga, mulai dari keris hingga tombak.

“Dalam sehari, saya bisa menjamas 30 sampai 40 barang pusaka. Kebanyakan adalah keris dan tombak,” ujar Mulyono, Rabu (2/7/2025).

Proses jamasan dimulai dengan merendam pusaka dalam air kelapa muda yang dituangkan ke dalam wadah kayu khusus.

Setelah itu, pusaka digosok dengan jeruk nipis untuk mengangkat karat, lalu direndam dalam larutan warangan yang mengandung arsenik.

Tahap selanjutnya, pusaka dikeringkan menggunakan bekatul, disapu kuas lembut, dan diakhiri dengan pengolesan minyak cendana.

“Setelah itu, pusaka dibersihkan, disapu dengan kuas khusus dan terakhir dioleskan minyak cendana,” tambah Mulyono.

Sejak tahun 2002, Mulyono telah menjamas ribuan pusaka. Ia hanya membuka praktik ini sekali setahun, khusus saat Bulan Sura. Untuk satu pusaka, tarif yang dikenakan antara Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu.

Memasuki pertengahan Sura, permintaan pun membludak. Mulyono mengaku kewalahan melayani para pelanggan yang datang dari berbagai penjuru daerah.

Bagi masyarakat Jawa, jamasan pusaka tak sekadar ritual merawat benda bersejarah, tapi juga sarat nilai spiritual. Banyak yang percaya, kegiatan ini mampu menangkal bala dan membuka pintu rejeki di tahun baru Jawa. (Jyk)