fbpx

WARGA JEPANGREJO DIIMBAU SIRAM AIR DI JALAN AGAT TIDAK BERDEBU

Blora, BLORANEWS- Pemerintah desa Jepangrejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora mengimbau warga masyarakat menyiram air di jalan depan rumah yang dilalui kendaraan sebagai jalur alternatif pengalihan arus lalu lintas karena adanya pembangunan jembatan di Desa Gedongsari, Kecamatan Banjarejo. 

Imbauan itu disampaikan Kepala Desa Jepangrejo H. Sugito kepada warga masyarakat karena jalan yang dilalui berdebu akibat kendaraan yang lewat dan dampak musim kemarau.  

“Kami imbau masyarakat khususnya di Dukuh Jasem, Gusten dan Glagahan untuk maklum dan kami imbau untuk menyiram air di jalan depan rumah masing-masing,” kata H. Sugito, Selasa, (1/8/2023).

Dikatakannya, mumpung ketersediaan air masih cukup, disarankan sehari bisa menyiram tiga kali, tujuannya untuk mengurangi debu yang beterbangan sehingga tidak mengganggu pernafasan. 

“Tidak perlu membuat polisi tidur terlalu tinggi,” tambahnya. 

Pihaknya juga menyarankan supaya warga masyarakat tetap memakai masker saat berkendara supaya aman dari debu.       

Seperti diketahui, jembatan Badong Desa Gedongsari yang ada di ruas utama Jalan Blora-Randublatung mulai diperbaiki Senin (17/7/2023). Karenanya, kendaraan tak bisa melintasi jembatan tersebut, sehingga arus lalu lintas dialihkan ke jalan alternatif.

Kasatlantas Polres Blora AKP Noach Hendrik Daud mengungkapkan, pengalihan arus lalu lintas dibedakan menjadi tiga jenis.

Untuk kendaraan motor dan mobil, dialihkan melalui perempatan Kamolan ke timur, lalu belok kanan melewati Glagahan dan Jepangrejo, hingga tembus ke Klopoduwur.

Begitu juga sebaliknya. Sehingga mereka harus nambah jarak tempuh hingga 3 kilometer dan waktu sekitar 10 menit jika dibandingkan dengan melalui jalur utama Blora-Randublatung.

Lalu untuk kendaraan roda 4 dan truk kecil dengan tonase kurang dari 10 ton, dialihkan melalui perempatan Kamolan ke arah barat menuju Banjarejo, lalu sekitar gedung MWC NU Banjarejo yang ada di Desa Sumberagung belok kiri menuju ke Sumengko dan tembus Klopoduwur.

Begitu pula sebaliknya jika perjalanan dari arah selatan. Jalan alternatif tersebut menambah jarak tempuh hingga 5 kilometer.

Saat melalui lintasan alternatif tersebut, pengendara harus menempuh jarak hampir 8 kilometer untuk kembali ke jalan utama Blora-Randublatung, dengan waktu tempuh hampir 20 menit.

Sedangkan saat melalui jalur utama, butuh waktu sekitar 5 menit dan jarak tempuh sekitar 3 kilometer untuk mencapai titik yang sama. .

Sedangkan untuk kendaraan berat bertonase lebih dari 10 Ton tak bisa melalui jalur utama Blora Randublatung. Mereka harus memutar melalui jalur Blora-Cepu dan jalur Cepu-Randublatung untuk mencapai Randublatung dari pusat Kabupaten Blora.

Bupati Blora Arief Rohman menjelaskan bahwa kondisi jembatan tersebut masih sempit. Terlebih bagian selatan jembatan juga sudah mulai ambles sehingga harus segera diperbaiki.

“Mohon kerja samanya untuk seluruh warga masyarakat Kabupaten Blora. Semoga pembangunan jembatan di ruas utama penghubung Blora – Randublatung ini berjalan lancar. Nantinya jembatan akan dibangun dengan panjang 30 meter dan lebar 7,4 meter. Semangat sesarengan mbangun Blora,” ungkapnya.  

Kepala Dinas PUPR Blora, Ir. Samgautama Karnajaya, MT menjelaskan, bahwa pembangunan jembatan Gedongsari sudah dimulai dan sesuai kontrak, pelaksanaannya akan selesai awal bulan Desember 2023 mendatang. Total pagu anggarannya yang tercantum di APBD 2023 sebesar Rp5 Miliar.  

‘’Ya, sudah mulai dikerjakan. Ada konsekuensi memang dengan dimulainya pembangunan jembatan itu untuk sementara ada pengalihan jalur dari Blora – Randublatung dan sebaliknya,” jelasnya. (Dinkominfo Blora).