Blora, BLORANEWS – Nama Yusron Ridho Nurfatoni sering akrab terdengar di kalangan pelajar Blora. Tak lain karena berbagai prestasi yang ditorehkannya dalam tujuh bulan terakhir ini.
Mahasiswa dari jurusan pendidikan Agama Islam di STAI Khozinatul Ulum Blora ini bahkan telah menjuarai 11 event tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh komunitas penulis, penerbit dan LKP pakar akademi di Indonesia dalam waktu kurun 7 bulan.
Prestasi yang didapati diantaranya meraih juara 1 cipta puisi, juara 1 game seputar literasi, juara 2 cipta cerpen, juara 2 cipta pantun, juara 2 membuat alur novel, juara 3 cipta puisi gurindam, juara harapan 1 cipta pantun, juara harapan 4 cipta puisi dalam event akbar yang di selenggarakan oleh Komunitas Lentera Bahasa (KLB).
Juara 8 cipta puisi yang diselenggarakan oleh penerbit nasca publisher, meraih medali perunggu dalam Olimpiade Sejarah Nasional dan medali perak dalam Olimpiade pendidikan Agama Islam Nasional yang diselenggarakan oleh LKP pakar akademi.
Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu. Hal ini tidak menyurutkan semangatnya untuk bersaing dengan kalangan pelajar dan penulis di negeri ini. Yusron memang dikenal sebagai anak yang tidak mudah menyerah dan selalu semangat dalam belajar.
Ketika ditanya mengenai sosok yang menjadi inspirasinya, ia menjawab ibu kandungnya lah yang menjadi utamanya. Sehari-hari mencari rezeki untuk menghidupi kebutuhan dan seseorang gurulah yang menjadi motivator kedua sebab jika tidak ada para guru-guru hebat yang sabar dalam mendidik, mungkin tidak bisa melangkah sampai disini.
“Saya memang baru mulai aktif mengikuti lomba di tahun menjelang mau masuk ke Perguruan tinggi, Namun itu tidak ada kata terlambat untuk bisa berprestasi, dan saat lulus nanti, saya tidak ingin hanya ijazah yang digenggaman, namun juga mencari pengalaman belajar dari berbagai tempat dan kondisi. Selain itu saya juga ingin membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah suatu penghalang untuk menjadi pribadi yang berprestasi,” ujar pria kelahiran Blora, 07-01-2002.
Menurutnya dari berbagai kompetisi yang diikuti, kompetisi yang paling bergengsi adalah lomba Olimpiade sejarah nasional dan Olimpiade pendidikan Agama Islam Nasional yang diadakan oleh LKP pakar akademi yang di ikuti oleh ribuan kalangan pelajar se Indonesia.
“Dari ajang ini, Telah membuka mata saya dan memotivasi diri saya dalam untuk terus berkarya, berkompetisi dan berprestasi,” Ujar Yusron.
Kisah suka dan dukapun senantiasa mewarnai setiap perjalanan saya dalam berkompetisi, seperti masalah jaringan internet sebab sinyal Wifi di rumah kadang tidak ada sinyal dan harus berjuang seorang diri tanpa ada yang mendampingi.
“Sungguh suatu pengalaman yang manis dan tidak pernah terpikirkan untuk bisa meraih dan mempertahankan gelar prestasi dan Allah berikan itu kepada saya, kurang dari satu tahun alhamdulillah saya bisa membawa pulang sebanyak 10 prestasi berupa piagam, piala, sertifikat, dan medali. Mungkin ini adalah pengalaman yang menakjubkan bagi saya,” kenangannya. (Jam).