Tanggapan Opini Siti Lestari
Opini Siti Lestari, mantan Ketua Umum PC PMII Blora, yang ditayangkan media ini sangat menarik. Sebab, Siti mempertanyakan urgensi pembangunan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Blora mencerminkan kepedulian terhadap isu lokal.
Namun, setelah saya cermati, ada beberapa sudut pandangnya justru berpotensi mengerdilkan peluang strategis yang seharusnya bisa dimanfaatkan secara kolektif oleh masyarakat Blora.
Pertama, Siti menyoroti ketatnya seleksi masuk UNY sebagai alasan bahwa tidak semua anak Blora bisa menikmati manfaat kampus tersebut.
Pandangan ini berisiko menciptakan narasi eksklusif yang melemahkan semangat kompetisi. Padahal, kehadiran kampus negeri di daerah semestinya dipahami sebagai pemicu peningkatan mutu pendidikan sejak jenjang sekolah menengah.
Hadirnya UNY dapat disikapi pemerintah daerah dan sekolah dengan memperkuat program bimbingan belajar, pelatihan UTBK, serta skema beasiswa afirmatif untuk pelajar lokal. Hal tersebut akan membuat kualitas pendidikan di Blora semakin meningkat.
Kedua, kritik Siti terhadap hibah lahan produktif juga perlu dikaji dengan data lebih utuh. Lahan bengkok memang bernilai ekonomis, namun bukan berarti tidak bisa dialihkan jika penggunaannya memberi manfaat jangka panjang.
Banyak contoh di daerah lain di mana konversi lahan pertanian menjadi kawasan pendidikan justru mendorong pertumbuhan ekonomi baru, termasuk sektor kuliner, perumahan, hingga transportasi lokal. Selama prosesnya terbuka dan melalui musyawarah publik, pembangunan tidak otomatis menjadi bentuk pengabaian petani.
Ketiga, usulan agar pemerintah daerah fokus mendukung perguruan tinggi swasta lokal seperti STAIM, STTR, atau IAI Khozinatul Ulum tentu sah. Tapi membandingkan penguatan kampus lokal dengan hadirnya UNY adalah pilihan yang tidak saling menegasikan.
Justru kehadiran UNY bisa memperluas jaringan kolaborasi, penelitian, dan pertukaran dosen. Yang diperlukan adalah mekanisme sinergi, bukan sikap defensif yang menutup pintu kemajuan.
Terakhir, soal penggunaan anggaran dan transparansi memang mutlak diperhatikan. Namun daripada menjadikan isu ini sebagai penghambat, masyarakat sipil termasuk tokoh seperti Siti Lestari seharusnya mendorong pembentukan forum pemantau independen, bukan menolak pembangunan itu sendiri.
Pembangunan kampus UNY bukan sekadar urusan lahan atau nama besar. Ini tentang membentuk ekosistem pengetahuan jangka panjang. Maka, daripada mempertentangkannya dengan isu lokal lain, mari pastikan prosesnya berjalan inklusif, transparan, dan memberi ruang partisipasi sebanyak mungkin. Sebab, pada akhirnya, pendidikan adalah investasi yang nilainya jauh melampaui sekat-sekat kepentingan sesaat.
Tentang penulis: Sulistyawan Dibyosuwarno, Pemerhati Masalah Pendidikan Tinggal di Klaten.
*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.