MAHASISWA KKN-T IPB GELAR SOSIALISASI PETANI TANGGAP CUACA DAN GERAKAN DESA ENZIM HIJAU DI DESA SONOKIDUL

Mahasiswa KKN-T IPB bersama warga Desa Sonokidul saat sosialisasi Petani Tanggap Cuaca dan Gerakan Desa Enzim Hijau

Blora, BLORANEWS.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) IPB University kembali menunjukkan dedikasinya dalam memberdayakan masyarakat Desa Sonokidul, Kabupaten Blora. Kali ini, mereka menggelar dua program unggulan, yaitu Petani Tanggap Cuaca dan Desa Enzim Hijau, yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menghadapi tantangan lingkungan dan pertanian.

Petani Tanggap Cuaca: Optimalkan Musim Tanam dengan Data Cuaca

Program Petani Tanggap Cuaca dilaksanakan pada 27 Juli 2025 di Balai Desa Sonokidul dan rumah Ketua Gapoktan. Kegiatan ini diikuti oleh 32 petani yang bergerak di lahan tadah hujan. Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani dalam memanfaatkan prakiraan cuaca guna mendukung perencanaan musim tanam.

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa KKN-T IPB memperkenalkan alat prakiraan cuaca dan cara mengakses informasi cuaca dari sumber terpercaya. Selain itu, mereka juga meluncurkan website prakiraan cuaca khusus wilayah Sonokidul ([prakiraancuacasonokidul.netlify.app](https://prakiraancuacasonokidul.netlify.app/)) yang dapat diakses oleh petani kapan saja.

Hasil Program:
1. Petani mampu memahami pola curah hujan dan prakiraan cuaca.
2. Pengenalan alat dan website prakiraan cuaca untuk mendukung pertanian.
3. Petani menjadi lebih mandiri dalam menentukan waktu tanam.

Dampak Program:
Program ini diharapkan dapat mengurangi risiko gagal panen akibat ketidaktahuan akan kondisi cuaca, sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Sonokidul.

Desa Enzim Hijau: Ubah Limbah Organik Jadi Eco Enzyme

Selain program pertanian, mahasiswa KKN-T IPB juga menginisiasi gerakan Desa Enzim Hijau pada 10 Juli 2025. Kegiatan ini bekerja sama dengan Kelompok PKK dan DLH Bogor untuk mengedukasi warga tentang pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi eco enzyme, yaitu cairan serbaguna yang dapat digunakan sebagai pembersih alami dan pupuk organik.

Sebanyak 35 peserta antusias mengikuti pelatihan yang mencakup penyampaian materi edukasi dan praktik langsung pembuatan eco enzyme. Setiap peserta juga menerima produk eco enzyme beserta panduan bergambar untuk dipraktikkan di rumah.

Hasil Program:
1. Warga memahami pentingnya pengelolaan limbah organik.
2. Praktik pembuatan eco enzyme dengan bahan sederhana.
3. Distribusi produk eco enzyme kepada peserta.

Dampak Program:
Gerakan ini tidak hanya mengurangi limbah organik di Desa Sonokidul, tetapi juga mendorong kemandirian warga dalam menciptakan produk ramah lingkungan yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

Kolaborasi untuk Desa Berkelanjutan

Kedua program ini merupakan bagian dari tema besar KKN-T IPB 2025 di Desa Sonokidul, yaitu Optimalisasi Potensi Desa melalui Literasi Iklim, Transformasi Digital UMKM, dan Gerakan Hijau Menuju Desa Berkelanjutan.

Dr. Netti Tinaprila, M.Si, selaku dosen pembimbing, menyatakan bahwa program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju kemandirian dan keberlanjutan desa.

“Kami berharap masyarakat Desa Sonokidul dapat terus mengembangkan ilmu yang telah didapat dari program ini, sehingga manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang,” ujarnya.

Tertarik dengan program ini?
Simak terus perkembangan kegiatan KKN-T IPB di Desa Sonokidul melalui media sosial resmi mereka atau kunjungi website [agromantim.ipb.ac.id](http://agromantim.ipb.ac.id). (Zaka)