Blora, BLORANEWS.COM – Aksi sigap ditunjukkan sepuluh pemerintah desa (Pemdes) di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, menyusul longsor yang menggerus bahu jalan utama dekat Jembatan Temuwoh, Desa Talokwohmojo.
Mereka langsung turun ke lapangan bersama relawan, membersihkan material longsoran, serta membuat penahan sementara untuk mencegah kerusakan meluas.
Longsor terjadi usai hujan deras mengguyur kawasan itu pada Senin malam, 19 Mei 2025. Titik longsor berada di sisi selatan jembatan penghubung Trembulrejo–Randualan, dan membuat jalur tersebut rawan bagi pengguna jalan.
Desa-desa yang ikut bergerak dalam penanganan ini meliputi Talokwohmojo, Trembulrejo, Kedungsatrian, Kendayaan, Bandungrojo, Bergolo, Rowobungkul, Gedebeg, Plumbon, dan Sambonganyar.
Mereka menunjukkan bahwa gotong royong masih menjadi kekuatan utama di pedesaan.
Kepala Desa Talokwohmojo, Ernawan, menyebutkan bahwa respons cepat ini muncul dari kesadaran bersama akan pentingnya keselamatan warga.
“Begitu ada kabar jalan ambles, kami langsung komunikasi lintas desa. Kami sepakat jangan sampai kejadian ini makin parah,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Kamis (22/05/2025).
Ernawan menambahkan bahwa selain mengangkut sisa longsoran, warga juga memasang bambu dan batu sebagai penahan darurat.
“Kami upayakan sekuat tenaga agar jalur ini tetap bisa dilalui, sambil menunggu penanganan permanen dari pihak terkait,” imbuhnya.
Aksi cepat para Pemdes dan relawan ini juga mendapat perhatian dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora.
Kepala DPUPR, Nidzamudin Al Hudda, turun langsung meninjau kondisi lapangan dan menyampaikan dukungannya.
“Ini contoh kolaborasi yang luar biasa antara pemerintah desa dan masyarakat. Kami sangat mengapresiasi,” ucap Hudda.
Hudda juga mengonfirmasi bahwa jembatan Temuwoh akan segera dibangun ulang pada tahun 2025. Proyek senilai Rp 10 miliar itu dijadwalkan mulai digarap pada Juli atau Agustus mendatang.
“Longsor ini bukan karena tanah gerak, tapi karena curah hujan tinggi yang mengakibatkan air merembes dan melemahkan struktur tanah di sekitar jembatan,” jelasnya.
Selain Jembatan Temuwoh, DPUPR juga tengah memantau titik-titik rawan lainnya di Kecamatan Ngawen. Beberapa di antaranya adalah jembatan Canggah–Talokwohmojo serta jembatan di Dukuh Ketanggi, Desa Sendangrejo yang terhubung ke Punggursugih.
“Kami terus lakukan pengecekan dan survei. Warga juga kami ajak aktif melapor kalau menemukan jalan atau jembatan yang mulai rusak atau rawan longsor,” pungkas Hudda. (Jyk)