SENYUM SUNOTO DAN SOFIYATI USAI RUMAHNYA DIKUNJUNGI GUBERNUR AHMAD LUTHFI

Foto: Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi berdialog dengan Sunoto dan Sofiyati saat mengunjungi rumah mereka yang akan direnovasi lewat program RTLH, di Desa Kawengen, Kabupaten Semarang, Selasa (10/6/2025).

Semarang, BLORANEWS.COM – Air mata haru tak bisa ditahan oleh Sunoto (43) dan istrinya Sofiyati (29), warga Desa Kawengen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.

Setelah bertahun-tahun tinggal di rumah tua yang bocor dan lapuk, akhirnya mereka mendapat kabar bahagia: rumah mereka akan diperbaiki lewat bantuan pemerintah.

Kabar baik ini datang setelah Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengunjungi langsung kediaman mereka pada Selasa (10/6/2025).

Dalam kunjungannya, Luthfi memastikan bahwa rumah pasangan suami istri tersebut masuk dalam daftar penerima bantuan Program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Pemprov Jateng.

Kondisi rumah yang dihuni Sunoto dan keluarganya memang memprihatinkan. Dinding dari papan yang mulai lapuk, atap keropos, hingga langit-langit yang nyaris rubuh membuat rumah itu tak lagi aman, terutama saat musim hujan tiba.

“Kalau hujan bocor, airnya masuk semua. Kalau ada angin (air hujan) masuk rumah,” cerita Sofiyati lirih.

Sunoto sendiri sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan. Penghasilannya tak menentu, bahkan sering kali tak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar.

“Pendapatan saya kurang dari satu juta per bulan, buat makan saja pas-pasan, apalagi buat memperbaiki rumah,” ungkapnya.

Kini, berkat program Pemprov Jateng, keluarga kecil ini bisa kembali berharap memiliki rumah yang layak. Mereka menjadi satu dari 371 keluarga di Kabupaten Semarang yang akan menerima bantuan perbaikan RTLH tahun ini.

“Terima kasih sekali sudah dibantu diperbaiki rumah saya. Perasaan senang banget, alhamdulillah,” ucap Sunoto penuh syukur.

Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa perbaikan RTLH adalah bagian dari strategi pengentasan kemiskinan ekstrem di Jateng. Tahun 2025, ditargetkan ada 17.000 unit rumah yang diperbaiki di seluruh Jawa Tengah.

“Ini memperbaiki rumah yang sudah ada, bukan membuat dari baru,” jelasnya.

Program ini menyasar rumah-rumah milik sendiri yang tidak dalam sengketa. Setiap kabupaten/kota mendapat jatah 300 hingga 400 unit. (Jyk)