Semarang, BLORANEWS.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memperkuat langkah dalam menangkal paham radikal. Hingga Januari 2025, tercatat 351 orang telah menjadi mitra binaan program deradikalisasi yang tersebar di enam karesidenan.
Rinciannya, 28 orang berasal dari Karesidenan Banyumas, 47 dari Karesidenan Pekalongan, 46 di wilayah Semarang, 16 dari Karesidenan Pati, 23 dari Kedu, serta terbanyak 191 orang dari wilayah Surakarta.
Upaya itu sejalan dengan kebijakan Pemprov yang telah menetapkan Peraturan Gubernur Nomor 35 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme.
“Deradikalisasi ini harus kita galakkan terus, harus kita dorong. Maka pada hari ini saya senang sekali diundang mewakili Pak Gubernur untuk bicara tentang radikalisme di Indonesia,” ujar Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, Sabtu (14/6/2025).
Menurut Taj Yasin, kampus memiliki posisi penting sebagai ruang bertemunya beragam pandangan. Karena itu, ia berharap lingkungan akademik bisa menjadi pelopor dalam menciptakan nalar kritis yang mencerdaskan.
Sementara itu, Rektor Undip Semarang, Suharnomo, menyampaikan bahwa pihaknya menghadirkan para ahli dalam seminar tersebut guna menggali informasi yang objektif dari berbagai sisi.
“Kampus merupakan etalase pemikiran, yang terbuka untuk didiskusikan. Melalui seminar ini, kampus ingin mendapatkan informasi yang benar,” katanya.
“Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi, mari didiskusikan saja, fakta yang ada di lapangan, dan dalam koridor NKRI,” lanjut Suharnomo.
Ia menekankan pentingnya pemikiran yang terbuka dan sehat agar lingkungan akademik tidak hanya menyerap informasi, namun juga mampu menyaring dan menajamkan pemahaman melalui sudut pandang para ahli. (Jyk)