INVESTASI JATENG TEMBUS RP45,58 T, SERAPAN TENAGA KERJA TERTINGGI

Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari memberikan keterangan pers terkait capaian investasi semester I 2025 di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (4/8/2025).

Semarang, BLORANEWS.COM – Selama enam bulan pertama tahun 2025, Jawa Tengah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp45,58 triliun atau setara 58,19 persen dari target tahunan.

Dari angka tersebut, sebanyak 222.373 tenaga kerja berhasil terserap, menjadikan Jateng sebagai provinsi dengan serapan tenaga kerja tertinggi di Pulau Jawa.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, mengungkapkan bahwa investasi asing mendominasi dengan nilai Rp25,63 triliun atau 56 persen.

Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) menyumbang Rp19,95 triliun atau 44 persen dari total investasi.

“Alhamdulillah, ini pencapaian tertinggi selama ini, dan alhamdulillah juga kita selalu naik dari triwulan ke triwulan. Nah ini menunjukkan Jawa Tengah tetap menjadi magnet investasi,” ujar Sakina saat konferensi pers, Senin (4/8/2025).

Tak hanya investasi besar, investasi sektor Usaha Mikro dan Kecil (UMK) juga mengalami pertumbuhan pesat, menembus angka lebih dari Rp10 triliun selama semester pertama 2025.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kinerja investasi Jateng meningkat 37,41 persen. Semester I 2024 mencatat Rp33,17 triliun, terdiri atas Rp15,04 triliun dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Rp18,13 triliun dari PMDN.

Lima wilayah yang menjadi primadona investasi asing di Jateng adalah Kabupaten Demak (Rp5,93 triliun), Kendal (Rp4,30 triliun), Kota Semarang (Rp2,01 triliun), Kabupaten Batang (Rp1,86 triliun), dan Pemalang (Rp1,41 triliun).

Untuk PMDN, Kota Semarang berada di urutan teratas dengan Rp3,73 triliun, disusul Kabupaten Blora (Rp1,55 triliun), Kendal (Rp1,44 triliun), Banyumas (Rp1,26 triliun), dan Tegal (Rp1,18 triliun).

Sementara itu, lima negara terbesar yang menanamkan modal di Jawa Tengah selama semester pertama tahun ini adalah Singapura (Rp5,87 triliun), Tiongkok (Rp5,42 triliun), Hongkong (Rp4,46 triliun), Korea Selatan (Rp3,39 triliun), dan Samoa Barat (Rp0,83 triliun).

“Meski nilai investasi kita tidak setinggi provinsi lain, tetapi serapan tenaga kerja justru paling tinggi. Ini menandakan sektor padat karya masih dominan di Jawa Tengah,” ujar Sakina menutup pemaparannya. (Dj)