Semarang, BLORANEWS.COM – Jawa Tengah berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,28 persen pada triwulan II 2025 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Angka ini melampaui pertumbuhan nasional, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 5 Agustus 2025.
Gubernur Ahmad Luthfi mengungkapkan, pencapaian ini merupakan hasil dari kerja sama berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat.
Ia menyebut pendekatan kolaboratif sebagai strategi utama menjaga stabilitas dan percepatan pertumbuhan ekonomi.
“Ekonomi baru kita bangun bersama, berbasis potensi daerah di tiap eks karesidenan,” ucapnya di Gedung DPRD Jateng, Selasa (5/8/2025).
Salah satu contohnya adalah Soloraya Great Sale yang digelar selama Juli lalu. Gelaran itu menghasilkan transaksi hingga Rp10,7 triliun dengan 5,4 juta kali transaksi. Pemerintah provinsi berencana memperluas konsep tersebut ke wilayah lain.
Selain memperkuat sinergi internal, Pemprov Jateng juga menjalin kemitraan internasional lewat kerja sama dengan beberapa negara.
Hubungan sister province dan sister city dengan Tiongkok, Singapura, dan Malaka diharapkan mampu mendongkrak investasi masuk ke Jateng.
BPS juga mencatat sejumlah sektor tumbuh menonjol yakni sektor informasi dan komunikasi (9,97%), jasa lainnya (9,86%), serta akomodasi dan makan minum (9,42%).
Sektor dominan seperti industri pengolahan, perdagangan, pertanian, dan konstruksi juga tumbuh positif.
Di luar itu, Gubernur Luthfi menggarisbawahi pentingnya dukungan terhadap pelaku UMKM yang jumlahnya mencapai lebih dari 4 juta di Jawa Tengah.
Menurutnya, UMKM menjadi fondasi penting dalam menopang perekonomian daerah dan harus diberi ruang untuk naik kelas.
“Tenaga kerja kita kompetitif, iklim usaha aman, dan lahan masih luas. Banyak investor tertarik, tapi potensi kita masih bisa terus digali,” tegasnya. (Dj)