Semarang, BLORANEWS.COM – Ekonomi syariah di Jawa Tengah terus menunjukkan perkembangan positif. Geliat ini diharapkan semakin digencarkan untuk memperkuat perekonomian daerah.
“Sesuai amanat Wapres ke-13 KH Ma’ruf Amin dalam Sarasehan Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jakarta, ekonomi syariah harus digeliatkan lagi,” kata Deputi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jateng, Andi Reina Sari, saat Musyawarah Wilayah (Muswil) I Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (Hebitren) Jateng di MG Setos Hotel, Semarang, Rabu (13/8/2025).
Ia menilai, Muswil ini menjadi momentum untuk mempermudah, melancarkan, dan meningkatkan pengembangan ekonomi syariah di Jateng. Kegiatan tersebut juga menjadi ajang konsolidasi pesantren agar berperan aktif mendorong ekonomi syariah yang selaras dengan program ketahanan pangan.
Bank Indonesia, kata Andi, ingin Hebitren mampu mendukung pengendalian dan stabilisasi harga pangan. “Setiap pesantren punya keunggulan yang bisa dihubungkan satu sama lain,” ujarnya.
Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, menegaskan Pemprov mendukung penuh penguatan ekonomi syariah berbasis ketahanan pangan. “Pembangunan tak hanya soal jalan, tapi juga pangan dan pendidikan, bagian dari kesiapan menuju Indonesia Emas 2045,” ucapnya.
Taj Yasin menambahkan, Jawa Tengah juga menjadi perhatian pemerintah pusat dalam pengembangan pariwisata ramah muslim, bahkan masuk dalam penilaian Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2025. Pemprov mendorong penyediaan fasilitas halal di berbagai sektor, mulai dari rumah makan, mal, hingga industri pariwisata.
Selain itu, Pemprov juga mendorong lahirnya penyelia halal di setiap perusahaan bersertifikat halal. “Kami latih santri, bukan hanya soal sembelih (Tukang Jagal Halal), tapi juga sertifikasi resmi (Juru Sembelih Halal). Penyelia ini yang mengawasi kehalalan produk,” jelasnya.
Taj Yasin berharap Hebitren terus bersinergi dengan Pemprov. “Semoga membawa berkah dan manfaat, bukan cuma untuk Hebitren, tapi juga pesantren di Jateng,” pungkasnya. (Jyk)