Semarang, BLORANEWS.COM – Tahun 2025 menjadi momen istimewa bagi Jawa Tengah. Pada 19 Agustus nanti, provinsi ini genap berusia 80 tahun, terhitung sejak penetapan awal oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 19 Agustus 1945.
Usia yang panjang ini merekam perjalanan sejarah yang sarat pengalaman, perjuangan, dan pencapaian.
Keputusan pembentukan Jawa Tengah diambil dalam sidang PPKI yang digelar dua hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Dalam sidang tersebut, Indonesia dibagi menjadi delapan provinsi pertama: Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
Raden Pandji Soeroso ditunjuk sebagai gubernur pertama Jawa Tengah, meski masa jabatannya hanya berlangsung dari 5 September hingga Oktober 1945.
Penetapan 19 Agustus sebagai Hari Jadi kemudian dipertegas secara hukum melalui Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2023, yang menyesuaikan dengan keputusan PPKI.
Sejak awal berdirinya hingga kini, tercatat sudah 16 kali pergantian kepemimpinan gubernur, dengan Ahmad Luthfi sebagai pemimpin terbaru untuk periode 2025–2030.
Sejarawan Universitas Diponegoro, Prof Dr Singgih Tri Sulistiyono MHum, menyebut tanggal tersebut memiliki makna strategis.
“Mengingat tanggal tersebut adalah fakta bahwa dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, PPKI mengamanahkan kepada pemerintah untuk membentuk struktur pemerintahan, terutama kewilayahan Republik Indonesia yang baru. Indonesia lalu dibagi menjadi delapan provinsi, dan salah satunya adalah Provinsi Jawa Tengah dengan gubernurnya pada waktu itu Raden Pandji Soeroso,” ujarnya, Selasa (9/8/2025).
Menurutnya, Jawa Tengah lahir di tengah suasana revolusi yang kental dengan nilai perjuangan, sehingga wajar bila disebut sebagai salah satu penopang kemerdekaan.
“Jateng merupakan barometer kemerdekaan Indonesia,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya mengenalkan sejarah ini kepada generasi muda, agar mereka memiliki kebanggaan sebagai bagian dari daerah yang lahir di awal kemerdekaan, sekaligus menumbuhkan semangat perjuangan yang relevan di masa kini.
Dari kalangan muda, Duta Wisata Kabupaten Temanggung 2025, Muhammad Luthfi Firdaus, memandang peringatan ini sebagai momentum untuk membangkitkan kesadaran generasi milenial.
“Bahwa kita punya warisan budaya dan sejarah yang harus dijaga. Ini menjadi momentum untuk membuktikan, anak muda harus siap menjadi bagian dari kemajuan daerah dengan cara yang kreatif dan relevan di era digital,” katanya.
Ia juga berharap pemerintah daerah membuka ruang lebih besar bagi ide-ide segar anak muda.
“Ke depan kontribusi yang akan kami lakukan untuk Jawa Tengah, yakni terus mempromosikan budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif Jawa Tengah melalui media digital dan kegiatan kolaborasi lintas sektor. Anak muda bisa jadi jembatan antara kearifan lokal dan tren global,” tambahnya.
Rangkaian Perayaan Hari Jadi ke-80 Jawa Tengah
Perayaan berlangsung 18–24 Agustus 2025 di tiga lokasi utama: Batang, Jepara, dan Kota Semarang.
Batang
- 18 Agustus malam: Jateng Bersholawat 18 di Alun-alun
- 19 Agustus pagi: Upacara Hari Jadi di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB)
Jepara
- 19 Agustus malam: Opening Ceremony di Alun-alun Jepara, hiburan NDX AKA
- 20 Agustus: One Day Trip Karimunjawa bersama kepala daerah se-Jateng
- 23 Agustus: Jepara Art Carnival pukul 14.00 WIB, rute dari Tugu Kartini menuju Alun-alun Jepara
- 24 Agustus: Fun Walk dan Festival 10.000 Mangkok Soto (pecahkan Rekor MURI) di Alun-alun Jepara
Kota Semarang
- 20–22 Agustus: Pameran/Expo UMKM, kuliner, dan jamu di halaman Kantor Gubernur dan DPRD Jateng
- 21–22 Agustus: Job Fair di Kantor Disnakertrans Jateng
- 21 Agustus malam: Parade Seni Budaya dari Tugu Air Mancur Pahlawan hingga Mapolda Jateng
- 24 Agustus: Closing Ceremony di Lapangan Pancasila Simpang Lima, menampilkan Gigi dan Setia Band. (Jyk)