Perubahan iklim kini menjadi tantangan nyata yang memengaruhi ketahanan pangan dan keberlanjutan hidup masyarakat desa. Curah hujan yang tidak menentu, musim kering yang berkepanjangan, dan kerusakan lingkungan telah berdampak pada produktivitas pertanian dan ketahanan ekonomi warga desa. Dalam konteks ini, desa dituntut untuk menyusun perencanaan yang adaptif, responsif terhadap isu lingkungan, dan mendukung ketahanan pangan.
Desa Kalangrejo, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, merupakan salah satu desa yang menunjukkan praktik baik dalam menyikapi tantangan tersebut. Pada tahun 2022, desa ini telah melaksanakan sejumlah kegiatan strategis yang mencerminkan integrasi perubahan iklim dan ketahanan pangan ke dalam perencanaan dan pembangunan desa.
Salah satu capaian penting Desa Kalangrejo adalah keberhasilannya dalam mengintegrasikan isu perubahan iklim dan ketahanan pangan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun 2022. Berdasarkan hasil review RKPDes yang dilakukan oleh Tim Pendamping Profesional (TPP), ditemukan alokasi anggaran khusus untuk penghijauan desa, berupa pembelian dan distribusi bibit tanaman kepada masyarakat. Langkah ini mencerminkan kesadaran desa untuk membangun ekosistem yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem, sekaligus menjaga keseimbangan lingkungan.
Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran aktif TPP, yang terdiri dari Pendamping Lokal Desa (PLD), Pendamping Desa (PD), dan Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Kabupaten. Tim ini memberikan fasilitasi intensif kepada tim penyusun RKPDes melalui:
- Pemetaan potensi dan kerentanan desa,
- Penyusunan draft RKPDes yang adaptif terhadap perubahan iklim, serta
- Review terhadap dokumen RPJMDes dengan pendekatan partisipatif.
TPP juga berperan dalam mengadvokasi pemerintah desa, agar secara sadar dan terencana mengintegrasikan program perubahan iklim dan ketahanan pangan ke dalam kebijakan pembangunan desa.
Selain penghijauan, Desa Kalangrejo juga menjalankan program-program nyata yang mendukung ketahanan pangan dan infrastruktur adaptif, antara lain:
- Normalisasi saluran irigasi dan embung desa, untuk menjamin ketersediaan air saat musim kering,
- Pembangunan jalan usaha tani, guna memperlancar distribusi hasil pertanian dan memperkuat ekonomi lokal,
- Pembangunan jalan desa menggunakan paving blok, yang memiliki daya serap air tinggi dan membantu mencegah banjir saat musim hujan. Pilihan ini merupakan bentuk infrastruktur ramah iklim yang mendukung pengelolaan air secara alami.
Dari praktik ini, dapat diambil pembelajaran bahwa:
- Perencanaan desa yang berbasis data dan potensi lokal akan lebih mudah mengintegrasikan isu-isu strategis seperti perubahan iklim,
- Dukungan pendamping profesional sangat penting untuk mendorong kapasitas desa agar dapat menyusun perencanaan yang adaptif dan berkelanjutan,
- Pembangunan infrastruktur tidak hanya dilihat dari sisi ekonomi, tetapi juga dari aspek lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang.
Desa Kalangrejo telah membuktikan bahwa desa memiliki peran penting sebagai garda depan dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan menjaga ketahanan pangan. Melalui kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan Tim Pendamping Profesional, lahirlah praktik baik yang dapat dijadikan inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia. Ke depan, praktik ini diharapkan dapat direplikasi secara luas dengan tetap menyesuaikan kondisi dan potensi lokal masing-masing wilayah.
Tentang Penulis: Abd Muhid, TAPM Kab. Blora
*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.