TALI ASIH UNTUK HAFIZ 30 JUZ, BUKTI NYATA KOMITMEN PEMPROV JATENG

Kudus, BLORANEWS.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menegaskan komitmennya dalam mendukung para penghafal Al-Qur’an.

Melalui program tali asih, anak-anak yang berhasil menghafal 30 juz akan mendapatkan apresiasi sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan mereka.

Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, dalam Haflah Akbar Khotmil Qur’an yang sekaligus mencatatkan rekor MURI di Gedung Jam’iyatul Hujjaj Kudus (JHK), Minggu (23/2/2025).

“Komitmen kami kepada para penghafal Al-Qur’an masih sama, yaitu akan memberikan tali asih kepada anak-anak yang menghafalkan Al-Qur’an 30 juz,” ujar Gus Yasin.

Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya Pemprov Jateng di bawah kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi dalam memperkuat pendidikan keagamaan.

Selain peningkatan kesejahteraan guru dan pengajar agama, program ini juga mencakup beasiswa bagi santri serta siswa berprestasi, baik di dalam maupun luar negeri.

Haflah Khotmil Qur’an kali ini diikuti lebih dari 3.230 santri dari berbagai Rumah Tahfidz Al-Qur’an (RTQ) se-Kabupaten Kudus. Keistimewaan lainnya, acara ini berhasil mencetak rekor MURI untuk kategori pelafalan huruf hijaiyyah metode Yanbu’a dengan jumlah peserta terbanyak.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Kudus Bellinda Birton, serta pengasuh Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus, KH Ulin Nuha Arwani dan KH Ulil Albab Arwani.

Gus Yasin berharap kegiatan ini bisa menjadi motivasi bagi lebih banyak anak untuk mendalami Al-Qur’an dengan bacaan yang benar.

Salah satu peserta dari RTQ Al-Amanatul Akhyar, Kecamatan Kaliwungu, Sahila, mengaku sangat senang bisa berpartisipasi dalam acara ini.

“Seneng sekali, saya belajar sampai empat tahun, saya ingin jadi hafidzah (penghafal Al-Qur’an),” ungkapnya penuh semangat.

Ida Almunfaridza, seorang ustazah yang turut hadir, menyebut acara ini sebagai momen bersejarah.

“Ini baru pertama kali untuk LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu’a) di Kudus. Jadi rasanya ya terkesan, bangga bisa ikut acara ini,” tuturnya.

Menurutnya, metode Yanbu’a yang digunakan dalam pembelajaran sangat membantu anak-anak dalam memahami dan menghafal Al-Qur’an secara sistematis.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan berbagai pihak, diharapkan semakin banyak generasi muda yang terpacu untuk menjadi penghafal Al-Qur’an dan mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. (Jyk)