fbpx
OPINI  

PELAYANAN MASYARAKAT DAN PEMBENGKAKAN GAJI PNS

Dawamun NA
Ketimpangan antara jumlah PNS di Blora dengan pembiayaan daerah merupakan masalah yang serius

 

Dawamun NA
Ketimpangan antara jumlah PNS di Blora dengan pembiayaan daerah merupakan masalah yang serius

 

Ngawen (14.07.2016) Analisa mengejutkan kembali muncul dalam catatan Blora dalam angka 2016. Secara implisit dokumen tersebut menunjukkan bahwa jumlah pembiayaan daerah (prosentase APBD) timpang dengan jumlah PNS di Blora.

Dokumen tersebut mencatat bahwa jumlah penduduk Blora sampai tahun 2014 adalah sebanyak 848.369 jiwa. Jumlah ini terbagi dalam berbagai macam profesi, salah satunya adalah Pegawai Negeri Sipil.

Blora Dalam Angka 2016 mencatat jumlah PNS di Blora adalah sebanyak 9309 orang. Perinciannya adalah PNS Golongan I sebanyak 329 orang, PNS Golongan II sebanyak 350 orang, PNS Golongan III sebanyak 3534 orang dan PNS Golongan IV 4096. Para PNS Blora ini dibiayai dengan prosentase sebesar 62% dari total APBD Blora.

Jumlah PNS dalam suatu daerah, idealnya adalah satu setengah persen dari jumlah penduduk daerah tersebut. Artinya, jika penduduk Kabupaten Blora adalah 848.369 maka jumlah PNS ideal di Kabupaten Blora seharusnya 12.726 orang. Jelas Kabupaten Blora mengalami kekurangan jumlah PNS.

Besaran belanja pegawai pada prinsipnya berbeda di tiap daerah. Kabupaten Blora mematok angka 62% untuk belanja pegawai. APBD Blora pada tahun 2015 adalah 1,9 trilyun rupiah. Maka, besar biaya belanja pegawai di Kabupaten Blora adalah hampir 1,2 trilyun rupiah. Sekilas, tampak bahwa para pegawai negeri di Blora benar-benar dimanjakan dengan pembiayaan yang fantastis tersebut.

Sayangnya, jumlah pembiayaan yang fantastis ini tidak diimbangi dengan jumlah PNS yang memadai serta kinerja yang profesional. Berbagai keluhan tentang kinerja pelayanan publik di Blora ramai diperbincangkan di berbagai media sosial maupun media pemberitaan.

Reputasi pemerintah Kabupaten Blora dipertaruhkan untuk menjawab segala keluhan masyarakat tentang ketimpangan di atas. Selain itu, juga untuk menegaskan bahwa visi “Blora Sejahtera dan Bermartabat” bukan sekedar jargon belaka.

Oleh   : Dawamun NA (Mahasiswa Blora saat ini menyelesaikan studi di UIN SUKA Jogjakarta/Mantan Ketua IKPM Jateng Th. 2014-2015)

Foto   : Ilustrasi Bloranews

Sumber : Analisa kritis BDA 2016 ( Blora Dalam Angka 2016 / Bappeda Blora )

PEKAN TERAKHIR RAMADHAN DI BLORA : RAGAM WAJAH KEMISKINAN

LEBIH DEKAT DENGAN KOTA MINYAK : CEPU KOTA PERDAGANGAN ABAD XVI – XVII

WAJAH BUDAYA KOTA MUSTIKA : APATISME GENERASI MUDA DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH