Blora – Pemerintah per 16 Maret 2022 resmi mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan premium diserahkan pada mekanisme pasar. Hal ini membuat harga minyak goreng di wilayah Kabupaten Blora beragam.
Harga minyak goreng diatur Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2022, HET minyak goreng curah Rp11.500 per liter, kemasan sederhana Rp13.500, dan kemasan premium Rp14 ribu. Diganti dalam Permendag Nomer 11 tahun 2022, HET minyak goreng curah Rp14.000 per liter dan harga kemasan premium diserahkan kepada mekanisme pasar alias tanpa HET.
Bloranews telah melakukan wawancara dengan beberapa pedagang dan konsumen minyak goreng yang ada di wilayah Kabupaten Blora. Dalam penelusuran, ditemukan banyak varian harga minyak goreng.
Seorang konsumen, Anisa asal Desa Pilang, Kecamatan Randublatung mendapat kabar bahwa harga minyak di daerahnya Rp20 ribu, nemun ketika ia membeli harganya menjadi Rp24.500 per liter.
“Saya kaget dengan harga minyak, barusan saya mau beli, harganya minyak goreng premium Rp24.500 per liternya. Ingin kuteriak, ingin kumenangis,” keluh anisa yang juga seorang pedagang kaki lima di desanya, Minggu (20/3).
Selain itu, penjual minyak dari Desa Palon, Kecamatan Jepon juga menginformasikan tentang harga minyak, ia kulakan minyak goreng mencapai Rp17 ribu seliter untuk premium. Dia pun tidak selalu mendapat minyak, beberapa kali kulakan kerap tidak mendapatkan hasil.
Daerah Jepon ada yang menjual seharga Rp15 ribu untuk curah. Varian harga minyak terjadi juga di daerah Kecamatan Tunjungan, ada yang dijual diberi wadah botol berukuran besar kira-kira satu liter seharga Rp27 ribu.
Konsumen, Diana Malika Fauziah asal Desa Kedungsatriyan, Kecamatan Ngawen mengaluhkan hal yang sama. Harga minyak di Pasar Ngawen masih melambung tinggi, satu liter Rp23 ribu, dua liter Rp46 ribu. Sedangkan curah per liter Rp19 ribu bahkan tembus angka Rp21 ribu.
“Sedih banget, dicabutnya HET minyak, per 16 Maret harga minyak melambung tinggi. (Pemerintah) tidak konsisten ini, bung. Perkara minyak goreng saja bikin pusing. Aku ingin harga minyak stabil dan tidak langka seperti tempo dulu kala, bung,” ungkapnya. (Jam).