PETANI DI INDONESIA TERUS BERKURANG

Wanita tua di hamparan sawah miliknya (sumber: tpamungkas.blogspot.co.id)

BLORANEWS.COM – Indonesia menghadapi tantangan serius dalam sektor pertanian, terutama terkait dengan penurunan jumlah petani yang signifikan.

Berdasarkan informasi dari CEO Eratani, Andrew Soeherman, populasi petani di Tanah Air terus menurun, dari 33 juta menjadi 31 juta, dan saat ini hanya tersisa sekitar 27 juta orang.

“Ini menandakan bahwa kita bukan hanya akan menghadapi krisis pangan, tapi juga krisis jumlah petani yang merupakan tombak terdepan bagi pertanian Indonesia,” kata Andrew, seperti dikutip dalam kanal YouTube IDX Channel dalam program Market Review, Selasa (23/4/2024).

Andrew juga mencatat bahwa tahun lalu, Indonesia mengalami peningkatan impor beras, sebuah langkah yang disayangkan. 

Ia menilai bahwa negara ini seharusnya memiliki cukup lahan untuk penanaman padi. 

“Saat ini kita fokus kepada petani padi. Karena kita lihat tahun lalu banyak impor, mohon maaf saya harus bilang kita tanah gak kurang tapi problemnya adalah eksekusinya. Kami terpanggil untuk melanjutkan misi ini membantu mereka sehingga kita gak perlu impor lagi,” beber dia.

Untuk memberikan dukungan kepada petani, Andrew menjelaskan bahwa Eratani menawarkan teknologi Internet of Things (IoT) yang berguna bagi para petani untuk memantau kondisi tanah yang mereka garap. 

“Dengan teknologi IoT, kita bisa lihat bagaimana sih kondisi tanah yang ada. Jadi teknologi ketika kita mau cek kondisi tanah di lokasi di mana kita mau open market kita, itu akan connect ke sistem kita,” terangnya.

Tak hanya dengan IoT, Andrew juga menyebut bahwa pihaknya memberikan bantuan modal dari proses olah lahan hingga panen. 

“Kita sangat fokus kepada pertanian Indonesia. Eratani ini adalah North Star-nya, tujuannya adalah petani Indonesia harus menjadi petani yang sukses, makmur,” pungkas Andrew.

Sebagai informasi, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada Sensus Pertanian 2023, terdapat 27.799.280 petani pengguna lahan pertanian dan 17.248.181 petani gurem di Indonesia. Selama sepuluh tahun terakhir, jumlah petani mengalami penurunan sebesar 7,45%. 

Faktor penyebabnya meliputi kesejahteraan petani yang belum tercapai, tingginya proporsi petani berusia di atas 40-45 tahun, berkurangnya lahan pertanian, dan kesulitan dalam mengakses pupuk bersubsidi.

Hal ini menandakan perlunya perhatian lebih untuk mendukung petani dan memastikan keberlanjutan sektor pertanian. (Jyk)