Blora, BLORANEWS.COM – Asap hitam masih membumbung tinggi dari Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Senin (18/8/2025).
Bau minyak menyengat, suara letupan kecil sesekali terdengar, dan api di titik pengeboran sumur minyak rakyat belum juga padam.
Suasana duka kian terasa setelah tiga warga dinyatakan meninggal dunia, dua lainnya kritis.
Di tengah suasana itu, Bupati Blora Arief Rohman bersama Forkopimda turun langsung ke lokasi.
Tak hanya meninjau, mereka juga mengunjungi keluarga korban untuk menyampaikan bela sungkawa sekaligus memberikan santunan.
“Atas nama pemerintah dan pribadi, kami sangat prihatin. Innalillahi, semoga para korban husnul khotimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ungkap Bupati Arief.
Tiga Nyawa, Dua Kritis, Puluhan Mengungsi
Korban meninggal masing-masing Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50). Sementara Yeti (27) bersama anak balitanya masih menjalani perawatan intensif di RS Sardjito Yogyakarta. Keduanya dilaporkan dalam kondisi kritis.
Selain itu, sedikitnya 50 kepala keluarga kini terpaksa mengungsi. Sejumlah rumah juga rusak, satu di antaranya parah. Beruntung, enam sapi dan tiga kambing berhasil dievakuasi sebelum api menyambar lebih luas.
Dugaan Percikan dari Pengeboran
Sekretaris BPBD Blora, Mulyowati, menuturkan api bermula dari aktivitas pengeboran yang memunculkan percikan hingga menyambar rumah warga.
“Sekitar pukul 11.30 sempat terdengar ledakan. Dari situ api menjalar dan tak terkendali,” jelasnya.
Pemkab Minta Warga Tahan Diri
Di hadapan warga, Bupati Arief menegaskan bahwa Pemkab bersama pihak terkait sedang fokus menghentikan api.
Pertamina dan SKK Migas ikut turun tangan dengan bantuan teknis, termasuk menyarankan metode pengurugan sumur dengan tanah serta pemantauan lewat drone.
“Prioritas kita saat ini adalah keamanan warga. Kami mohon masyarakat menahan diri, jangan nekat melakukan aktivitas pengeboran ilegal, apalagi lokasinya di tengah pemukiman. Bahaya sekali,” tegasnya.
Ia mengingatkan, pengelolaan sumur minyak harus sesuai aturan resmi, yakni menunggu izin sesuai Permen 14 Tahun 2025.
Langkah Lanjutan
Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, menyebut pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi. “Setelah api padam, tim Labfor Polda Jateng akan turun untuk penyelidikan. Kami juga akan memperketat pengawasan agar tragedi semacam ini tidak terulang,” katanya.
Pemkab Blora bersama BPBD, Damkar, TNI-Polri, dan BAZNAS juga telah mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum di balai desa. Bantuan untuk keluarga korban terus disalurkan.
Hingga malam ini, api belum padam dan kepulan asap hitam masih terlihat jelas dari kejauhan. Warga Gendono hanya bisa berharap, malam nanti api benar-benar bisa dihentikan. (Jyk)