DAPUR MBG SIDOMULYO DISOROT, KORWIL SPPG BLORA ULTIMATUM PEMBENAHAN TOTAL DALAM 7 HARI

Omprengan alat masak terlihat ditumpuk di lantai dapur SPPG Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, Blora.

Blora, BLORANEWS.COM – Dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Banjarejo, kini jadi sorotan setelah video inspeksi mendadak (sidak) Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora viral di media sosial.

Rekaman tersebut memperlihatkan kondisi dapur yang dianggap jauh dari standar kebersihan dan keamanan pangan.

Menanggapi hal itu, Koordinator Wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Blora, Artika Diannita, langsung menginstruksikan agar pengelola melakukan pembenahan total.

“Yang terlihat di video itu benar. Limbah cair dibuang tanpa sistem pengolahan layak. Ada sumur resapan, tapi ukurannya kecil hingga air limbah meluber ke tanah,” ujar Artika, Kamis (9/10/2025).

Artika yang juga Penanggung Jawab Program MBG Kabupaten Blora, menegaskan bahwa pengelola dapur Sidomulyo hanya diberi waktu tujuh hari untuk memperbaiki seluruh sistem pengolahan makanan, mulai dari penerimaan bahan baku hingga tahap distribusi.

“Ini menyangkut kesehatan penerima manfaat, jadi tidak bisa ditoleransi,” tegasnya.

Hasil pengawasan menunjukkan adanya tumpukan limbah dan sampah yang berdekatan dengan saluran pembuangan. Selain menimbulkan bau tak sedap, kondisi itu juga dikhawatirkan mencemari lingkungan sekitar.

Selain masalah limbah, tim pengawas juga menemukan tata letak dapur yang tidak sesuai standar. Alat masak masih diletakkan tanpa rak penyimpanan yang memadai, bahan makanan disimpan sembarangan, bahkan ada bahan yang sudah tak layak konsumsi namun masih disimpan.

“Ada bahan yang seharusnya dibuang tapi masih disimpan. Bahkan suhu freezer belum sesuai standar,” jelas Artika.

Masalah lain juga muncul pada sistem sirkulasi dapur yang menggunakan satu pintu untuk bahan mentah dan makanan matang, yang seharusnya dipisahkan agar tidak terjadi kontaminasi silang.

Dari sisi pelayanan, menu makanan juga dinilai monoton dan kurang memenuhi kebutuhan gizi penerima manfaat.

“Menunya itu-itu saja, kadang rasanya juga kurang enak,” kata Artika.

Ia menambahkan, meski para pekerja sudah menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan, sebagian besar belum memiliki sertifikat penjamah makanan yang diwajibkan oleh regulasi.

Artika menegaskan, kasus di Sidomulyo harus menjadi peringatan keras bagi seluruh pengelola dapur MBG di Kabupaten Blora.

Ia meminta Satuan Pelaksana Pengawasan Internal (SPPI) lebih aktif turun ke lapangan untuk memastikan seluruh dapur memenuhi standar kebersihan, keamanan, dan mutu gizi.

“SPPI harus memastikan seluruh dapur memenuhi standar kebersihan, keamanan, dan mutu gizi. Laporkan bila ada area atau peralatan yang tidak higienis,” tandasnya. (Jyk)