fbpx

DBD MAYORITAS SERANG ANAK-ANAK

RSUD dr Soetijono Blora
RSUD dr Soetijono Blora

Blora- Di awal musim penghujan ini, Demam Berdarah Dengue rentan menyerang anak-anak. Dalam sepuluh hari pertama bulan Januari 2019, RSUD dr Soetijono Blora menerima sebanyak 51 pasien DBD yang sebagian besar merupakan anak-anak.

Direktur RSUD dr Soetijono Blora, dr Nugroho Adiwarso melalui Kabid Pelayanan dr Jamil Muhlisin memaparkan, lonjakan jumlah pasien DBD terjadi dalam dua bulan terakhir di tahun kemarin.

 

RSUD dr Soetijono Blora
RSUD dr Soetijono Blora

 

“Bulan November, jumlah pasien DB sebanyak 81 orang, bulan Desember meningkat hingga 150 orang. Dalam sepuluh hari bulan Januari ini, sudah dirawat 51 pasien penderita DB,” paparnya, Rabu (10/01).

Banyaknya penderita DBD membuat pihak rumah sakit harus merawat pasien di lorong lantaran kamar penuh. Berdasarkan pantauan Bloranews.com, lebih dari 10 tempat tidur masih disediakan di lorong rumah sakit, beberapa diantaranya di Bangsal Wijaya Kusuma.

Terkait jumlah penderita DBD di Blora, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Lilik Hernanto menyebutkan, sepanjang tahun 2018 hingga 10 hari bulan Januari 2019, tercatat sebanyak 357 kasus. Meski demikian, DBD di Blora belum masuk kategiri Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Dari data yang masuk hingga minggu ke dua Januari 2019 ada 357 kasus. Hingga kemarin ada 22 kasus demam dangue. Memang bukan KLB karena secara epidemiologi belum memenuhi kriteria KLB,” ungkapnya.

Upaya penanganan DBD pun terus dilakukan berbagai pihak, diantaranya dengan melaksanakan foging (pengasapan), mengoptimalkan kebersihan lingkungan, dan melaksanakan 3M untuk memutus mata rantai metamorfosis nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab DBD.

“Minggu ini sudah enam warga terserang DBD, alhamdulillah sudah pulang semua. Sejak awal 2019 hingga hari ini, telah dilaksanakan satu kali foging. Kita terus mengupayakan kebersihan lingkungan untuk mencegah DB,” ucap Kades Sarirejo Kecamatan Bogorejo, Blora, Sartono.

Langkah pencegahan dengan melaksanakan 3M (mengubur, menguras, menutup tempat penampungan air) dinilai efektif menekan angka DBD. Setidaknya, cara ini berhasil di Desa Pilang Kecamatan Randublatung.

“Bulan November kemarin, angka penderita DBD di sini cukup tinggi. Setelah dilaksanakan 3M dan pemberantasan jentik nyamuk, hingga pertengahan Januari ini belum ada laporan tentang warga sini yang terserang DBD,” ujar Kades Pilang, Suyatno. (one)

Verified by MonsterInsights