fbpx

DEKLARASI DESA DAMAI, YENNY AJAK LEBIH HORMATI PERBEDAAN

DEKLARASI DESA DAMAI, YENNY AJAK LEBIH HORMATI PERBEDAAN
Direktur Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh bersama Ganjar Pranowo.

Surakarta –  Peresmian Pilar Perdamaian “The Water of Peace” dan Deklarasi Desa Damai berjalan kondusif di Tipes, Serengan, Kota Surakarta, Sabtu (09/10).

Direktur Wahid Foundation, Zannuba Ariffah Chafsoh atau kerap disapa Yenny Wahid mengaku bahwa program desa damai sudah ada di 30 desa, sementara baru 18 sudah deklarasi. Ada 3 pilar utama dalam program desa damai. Pertama, penguatan ekonomi masyarakat.

“Kedua, penghormatan pelatihan untuk bagaimana kita bisa menghormati perbedaan keyakinan. Ini perlu ada mekanisme di masyarakat, misal pencegahan konflik. Ketiga peran perempuan, karena ketika dia lebih berdaya maka mereka akan memberi untuk keluarga dan lingkungan sekitar,” jelasnya.

Program desa damai digagas oleh Wahid Foundation dan UN Women. UN Women merupakan bagian dari organisasi PBB yang bergerak untuk Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan diwakili oleh Dwi Yuliawati Fais. Sementara, Pembacaan deklarasi desa damai dilakukan oleh 7 perempuan mewakili warga desa.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo dalam kesempatan itu menganggap kegiatan desa damai dapat berkolaborasi dengan program desa inklusif yang sedang berjalan di jateng.

“Bagus sekali ya, seluruh desa akan lebih baik jika dibuat seperti ini, dengan demikian desa-desa akan lebih nyaman, rukun dan damai. Pembangunan juga akan lebih gampang,” ujarnya.

Ganjar melihat masa depan pembangunan Indonesia lebih cerah. Jika kedua program bisa digabungkan akan ditambah untuk program desa inklusif ini.

“Maka nanti urusan hubungan antar manusianya beres, mereka aman, mereka seneng, mereka bahagia, mereka tentrem. Mesti mbangune enak, karena gotong royongnya biasanya akan kuat sekali,” Imbuhnya. (Jml)