BLORANEWS.COM – Penemuan fosil tanduk kerbau purba (Bubalus Palaeokarabao) di aliran sungai Desa Gondel, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mengundang perhatian publik.
Fosil tersebut pertama kali ditemukan oleh Ngadi, warga setempat, pada 29 Juli 2025 ketika ia tengah mencari pasir di sungai.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Pemkab Blora mengirim tim ahli cagar budaya bersama tim teknis ke lokasi.
Hasil ekskavasi awal tidak hanya menemukan tanduk fosil, tetapi juga fragmen tengkorak dan rahang bawah kerbau purba.
Meski begitu, setelah proses awal tersebut, belum terlihat adanya langkah lanjutan untuk penelitian atau pengamanan lokasi.
Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto, menilai lokasi penemuan harus segera diamankan dan melibatkan tenaga ahli untuk penelitian mendalam.
“Daerah sekitar lokasi jelas berpotensi menyimpan fosil lainnya. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan,” tegasnya, Jumat (8/8/2025).
Ia juga mendorong agar Pemkab Blora tidak ragu meminta dukungan dari Pemprov Jawa Tengah maupun Kementerian Kebudayaan jika terkendala anggaran.
“Kalau makin banyak temuan, bisa diajukan bantuan dana ke provinsi atau kementerian. Apalagi Blora memang dikenal kaya fosil,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Blora, Arief Rohman, mengaku sudah memerintahkan dinas terkait untuk turun langsung. Ia juga membuka wacana pembangunan museum fosil di Blora.
“Temuan ini harus kita lestarikan. Ke depan kita ingin punya museum yang menampilkan fosil-fosil tersebut,” ungkapnya, Rabu (6/8/2025).
Namun, Arief mengakui Pemkab belum memiliki mekanisme pemberian kompensasi kepada penemu fosil.
“Kita bentuk tim untuk membahasnya. Ada usulan kompensasi, nanti kita kaji,” ujarnya.
Sebelumnya, tim teknis Dinporabudpar Blora menyelamatkan tanduk kerbau purba sepanjang 120 cm dan lebar 24 cm yang diperkirakan berusia sekitar 250.000 tahun. (Muji)