fbpx

LAWAN PENGANGGURAN : DISNAKERTRANSOS BLORA LATIH DIFABEL DAN ANAK JALANAN

Inspektur Satu (Iptu) Sih Marni ( 50 ), Kanit Binmas Kepolisian Sektor Blora Kota
Iptu Sri Marni saat memberi

Kota ( 07/04/2016 ) Pengangguran merupakan masalah sosial yang menjadi momok bagi Kabupaten Blora sepanjang tahun. Jumlah lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja membuat pengangguran semakin meningkat setiap tahun di Blora. Jumlah peningkatan angka pengangguran di Kabupaten Blora juga diperparah dengan minimnya jumlah tenaga kerja dengan ketrampilan yang dibutuhkan. Tentu saja, masalah pengangguran telah diupayakan untuk ditangani secara serius oleh pemerintah dengan beragam pendekatan dan metode penyelesaian.

Kenyataan ini menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Blora sehingga dalam bulan ini diagendakan sebuah pelatihan kerja untuk para difabel dan anak jalanan.

Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial pagi ini membuka pelatihan untuk mengurangi angka pengangguran yang ada di Kabupaten Blora. Secara hirarkis, usaha menekan angka pengangguran ini merupakan visi nasional Kabinet Kerja Pemerintah Republik Indonesia.

Visi ini kemudian diterjemahkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan menginisiasi berbagai kegiatan pelatihan kerja di berbagai Kabupaten di Jawa Tengah. Kegiatan Pembukaan pelatihan kerja pagi ini ( 07/04/2016 ) merupakan inisiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial Kabupaten Blora. Pembukaan pelatihan kerja ini dilaksanakan di Aula Dinas tenaga kerja transmigrasi dan sosial Kabupaten Blora, Kompleks GOR Mustika Kabupaten Blora.

Bloranews.com  mengunjungi kegiatan pembukaan tersebut untuk dapat mengetahui proses pra pelatihan kerja untuk para difabel dan anak jalanan tersebut.

 Inspektur Satu (Iptu) Sih Marni ( 50 ), Kanit Binmas Kepolisian Sektor Blora Kota
Iptu Sri Marni saat memberi motivasi kepada peserta Pelatihan

 

Inspektur Satu (Iptu)  Sih Marni ( 50 ), Kanit Binmas Kepolisian Sektor Blora Kota dalam kegiatan tersebut bertugas untuk memberikan motivasi kepada para peserta pelatihan kerja. Kepada Bloranews.com  Iptu  Sih Marni menuturkan bahwa agenda pembukaan pelatihan kerja tersebut dibuka oleh Perwakilan dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.

Dalam ceramahnya, Iptu Sih Marni berpesan kepada para peserta untuk mengikuti agenda pelatihan kerja dengan tertib dan sampai selesai ( pelatihan kerja diselenggarakan dalam 15 hari ). Selain itu, Iptu Sih Marni berharap setelah mengikuti pelatihan kerja, para alumni pelatihan kerja dapat memiliki pekerjaan dan memperoleh penghasilan. Menurut Iptu Sri Marni, pelatihan kerja semacam ini secara tidak langsung dapat mengurangi angka kriminalitas, karena dengan memiliki penghasilan yang cukup para anak jalanan ini dapat hidup dengan layak dan tidak melakukan tindakan kriminal.

Peserta pelatihan kerja tersebut adalah tiga puluh difabel dan tiga puluh anak jalanan di Kabupaten Blora. Untuk para difabel difokuskan pada pelatihan menjahit. Tutor pelatihan menjahit untuk para difabel ini dipercayakan kepada LPK Amalia yang bertempat di Jalan Melati nomoo 01 Mlangsen, Kecamatan Blora. Sedangkan untuk para anak jalanan, pelatihan difokuskan pada ketrampilan sablon. Tutor pelatihan sablon dipercayakan kepada Trendy Course  yang bertempat di Jalan Nusantara nomor 02 Jetis Kecamatan Blora.

peserta pelatihan keterampilan untuk difabel dan anak jalanan
Suasana Pelatihan keterampilan untuk difabel dan anak jalanan

 

Nurrohmadi ( 20 ) peserta pelatihan kerja dan salah satu penyandang cacat fisik alumni dari SLB Ngudi Mulyo Jepon merasa senang atas pelatihan yang akan diikutinya itu. Nurrohmadi yang lulus pada 2014 itu mengaku pernah mengikuti kegiatan yang sama tahun lalu.

“ Saya suka mengikuti kegiatan pelatihan seperti ini, selain melatih kita terampil dalam sebuah keahlian juga untuk menambah teman dan pengalaman. Tahun lalu saya mengikuti kegiatan sejenis di Blora. Saya berharap, setelah pelatihan ini dilakukan pendampingan sehingga kami dapat menerapkan ilmu dan pengalaman yang kami dapat di sini. “ ujar Nurrohmadi kepada Bloranews.com.

Tantangan setelah pelatihan kerja dan semacamnya adalah pelaksanaan pendampingan bagi para calon tenaga kerja atau wirausahawan pemula alumni pelatihan. Tanpa pendampingan yang serius, kegiatan pelatihan tenaga kerja hanya selesai sebagai ritual tahunan pemerintah dan tidak dapat mengurangi angka pengangguran yang ada.

Reporter : Aliph Bengkong

Fotografer : Aliph Bengkong