Blora- Tata kelola sampah di Blora menjadi inspirasi peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke- 95 sastrawan kelahiran Blora, Pramoedya Ananta Toer. Adik kandung Pramoedya, Soesilo Toer, merasa tema ini tak lagi asing baginya.
“Saya ini manusia sampah. Setiap hari saya memulung. Saat malam hari dan hujan, banyak orang memilih tidur, saya pergi memulung,” katanya, dalam acara bertajuk Pram, Sampah dan Bumi Manusia yang berlangsung di kompleks perpustakaan PATABA Blora, Minggu (09/02).
Dalam kesempatan itu, Soesilo Toer dengan bangga mengungkapkan kesukaannya memulung sampah dan menyebut aktivitas itu memberinya kenikmatan hidup. Bahkan, dirinya menyebut pemulung sebagai pencipta nilai lebih absolut.
“Saya mendapatkan kenikmatan dari wanita, hanya 10 menit. Kalau memulung, kenikmatannya seumur hidup. Pemulung adalah penyelamat dunia dan pemulung adalah pencipta nilai lebih absolut,” imbuhnya.
Dirinya mengatakan, istilah pemulung sebagai pencipta nilai lebih absolut tidak akan ditemukan dalam kajian disiplin ilmu ekonomi. Dalam kapasitasnya sebagai doktor ekonomi, Soes menyebut istilah tersebut merupakan ciptaannya.
“Istilah itu saya yang menciptakan. Karena, setelah dikumpulkan hasilnya tetap,” tandasnya.
Lebih lanjut, Soes mengatakan, aktivitas memulung dilakoninya tak hanya di Indonesia saja, tetapi juga saat mengenyam pendidikan di Uni Soviet puluhan tahun silam. Kedepan, dirinya berencana menulis buku tentang memulung.
“Saya ingin menulis buku tentang kata-kata yang saya temukan di jalanan. Sastra jalanan. Tulisan yang tertulis di bak truk, atau mana saja. Akhirnya saya tau, memulung bukan hanya tentang sampah, tetapi juga kata-kata yang saya temukan di jalan,” pungkasnya. (jyk)