Blora, BLORANEWS.COM – Telur rebus dalam paket makanan tambahan gizi (MBG) yang diterima siswa MI Futuhul Islamiyah Gotputuk, Kecamatan Ngawen, Blora, awalnya dalam kondisi baik saat tiba di sekolah pada Jumat, 10 Oktober 2025. Namun, telur tersebut diduga sudah tidak layak konsumsi ketika hendak dibagikan keesokan harinya, Sabtu.
Pada Jumat, 10 Oktober 2025, sekolah menerima paket MBG berupa nasi dan lauk utama, serta tambahan makanan ringan yang terdiri dari susu, roti malkist, jeruk, dan telur rebus.
Paket makanan ringan datang terlambat sekitar pukul 10.00, sementara siswa kelas 1, 2, dan 3 sudah pulang sejak pukul 09.30 wib. Makanan ringan yang salah satunya berisi telur rebus itu kemudian dibagikan pada hari Sabtu, dan muncul keluhan telur dalam kondisi tidak layak konsumsi.
Kepala MI Futuhul Islamiyah Gotputuk, Ahmad Muk’alim, menjelaskan paket tambahan MBG datang terlambat pada Jumat pagi.
“Tambahan menu datang sekitar pukul 10.00 wib. Padahal kelas 1, 2, 3 sudah pulang sejak setengah 10. Kelas 4, 5, 6 tetap menerima,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).
Ia menambahkan, menu pada hari itu sebenarnya tidak ada masalah. Namun, paket makanan ringan dikirim pada hari Jumat, sementara pembagiannya dilakukan keesokan harinya. Pengiriman dimajukan karena dapur MBG tidak beroperasi pada hari Sabtu. Kondisi tersebut membuat telur yang dibagikan ke hari berikutnya menjadi basi.
“Kecuali telur, untuk susu, roti malkist, dan jeruk tetap dibagikan pada hari Sabtu. Telur yang basi langsung diambil pihak MBG. Mereka juga sudah mengingatkan, kalau kondisinya tidak layak, jangan dibagikan. Telurnya kemudian diambil lagi dan diganti hari Senin,” jelas Muk’alim.
Ia menyebut, program penambahan makanan ringan ini baru berjalan dua kali ini disekolahnya yakni pada bulan Oktober 2025.
Penjelasan dari MBG Bradag
Kepala SPPG dapur MBG Bradag, Fais, mengungkapkan jika pihaknya sudah konfirmasi sebelumnya.
“Kami sudah konfirmasi, karena ini telur rebus biasa, bukan telur asin. Kami minta dibagikan hari Jumat. Terkait pembagiannya, kita arahkan di hari Jum’at. Soalnya apa? Kita sudah memberitahu, semisal dilempar ke hari Sabtu itu, kita minta tolong buat melihat dulu telurnya itu masih bagus apa tidak, seperti itu,” ungkap Fais.
Dirinya menambahkan, dari pihak sekolah sendiri tidak ada konfirmasi terkait akan dibagikan di hari Sabtu.
“Nah, di sisi lain, kemarin dari sekolah tidak konfirmasi terkait akan dibagikan di hari Sabtu. Jadi, intinya miskomunikasi atau apa, tiba-tiba ada keluhan dari sana kalau telurnya basi, dan ternyata yang di hari Jum’at dibagikan di hari Sabtu,” tambahnya.
“Kita diminta ke sana buat mengambil telur, terus kita ambil telurnya saja dan kita ganti hari Senin, totalnya 145 telur sesuai arahan dari MI,”ungkapnya.
Sementara itu, Mitra Yayasan Rezeki Selaras Mustika selaku pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Luluk Nasruatin, yang juga Kepala Desa Bradag, menjelaskan kondisi saat pengantaran.
Menurutnya, saat itu mobil pengantar MBG tiba di sekolah sementara mobil antar jemput anak-anak sekolah sudah keluar (sisipan).
“Kalau sesuai jadwal itu kita kan jam 12 mas, itu kita sampai situ belum jam 12. Tapi kita untuk sekolah-sekolah itu fleksibel, biasanya menginfokan kalau mungkin jam sekian, karena mungkin hari Jumat itu memang jamnya pendek, tidak di jam 12. Kemarin sampai sana jam 10 kurang seperempat,” jelasnya.
Luluk menyebut, komunikasi dan sosialisasi mengenai pembagian menu selalu dilakukan kepada pihak sekolah. Termasuk penjelasan bahwa distribusi MBG terbagi menjadi dua kategori, yaitu menu basah dan menu kering yang dilakukan oleh aslab (Asisten Lapangan).
“Bapak-Ibu Nyuwon Sewu untuk hari Jumat itu kita bagi dua, yang pertama adalah menu basah, yang kedua adalah menu kering, karena ini telurnya telur rebus biasa, jadi ini segera dibagikan, itu kami sudah komunikasi. Kalau itu bau tidak usah dibagikan, jadi tidak sempat dibagikan,” ujarnya mencontohkan.
Pihaknya menegaskan bahwa mereka tidak menyalahkan siapa pun atas kejadian tersebut. Mereka menyebut persoalan ini hanya soal koordinasi teknis di lapangan.
“Kalau memang telurnya bau, kan tidak harus dibagikan. Itu sudah kami komunikasikan. Alhamdulillah, telur itu memang tidak sempat dibagikan sama sekali. Dari situ kami siap mengganti pada hari Senin,” pungkasnya. (Jyk)