BLORA HUJAN DEMONSTRAN

illustrasi.
Illustrasi.

Blora – Kabupaten Blora selama dua bulan terakhir dihujani aksi demonstrasi. Sekian dari aksi demonstrasi tersebut memberi catatan tersendiri situasi dan kondisi yang ada di wilayah Kabupaten Blora.

Sangat fenomenal dari aksi tersebut kebanyakan tentang Perangkat Desa (Perades). Bloranews.com merangkum dari aksi warga Desa Plantungan yang menggeruduk Kantor Kepala Desa, aksi pekerja pertamina, hingga kemarin, Kamis (27/01) aksi penolakan hasil tes Perades.

Aksi didasari pada temuan masyarakat tentang adanya dugaan jual beli jabatan, sampai pada masalah permainan dalam tes seleksi Perades. Pekerja pertamina menuntut kejelasan tentang hak gaji mereka.

Hal itulah yang menjadi pemicu warga masyarakat Blora geram dan melakukan aksi turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasinya. Berikut ini adalah kumpulan aksi di Kabupaten Blora selama dua bulan terakhir.

Pertama, aksi warga Desa Plantungan, Kecamatan Blora, menggeruduk Kantor Kepala Desa dan mendatangi Kantor Dinas Pemberdayaan Desa (PMD) Kabupaten Blora, Senin (20/12). Warga menganggap adanya kecurangan terhadap proses pengisian Perades.

Kedua, Puluhan pekerja dari Serikat Kerja Kontrak Pertamina (SPKP) Migas Cepu melakukan aksi demo di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Blora menuntut hak gaji mereka, Rabu (22/12).

Ketiga, aksi lanjutan warga Desa Plantungan di Kantor Bupati Blora, Kamis (23/12). Aksi tersebut dilakukan karena pada aksi pertama tidak membuahkan hasil. Berujung Bupati Blora menunda pengisian Perades di Desa Plantungan pada periode berikutnya.

Keempat, aksi tunggal yang dilakukan oleh Endah Kusumawati ialah warga masyarakat Kelurahan Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Tuntutannya untuk melanjutkan pengisian Perades. Ia melakukan aksi dengan membentangkan banner berukuran 3x1meter di jalan Gor Blora, Senin (03/01)

Kelima, aksi menuntut pembatalan tes Perades di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Blora. Massa aksi mengatas namakan diri Pemantau Keuangan Negara (PKN). Selasa (04/01)

Keenam, aksi tunggal seperti aksi keempat, kala itu ia menjejeri massa aksi PKN di depan Kantor Kejari Blora, Selasa (04/01).

Ketujuh, aksi tunggal jalan kaki mundur dilakukan oleh aktivis Blora, Lilik Yuliantoro pria asal Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Ia meminta Presiden Jokowi untuk menghentikan seleksi Perades. Aksinya jalan mundur menyusuri Jalan Pemuda dan Gunung Lawu menuju Kantor Dinas PMD dan Inspektorat. Kemudian menuju Gedung DPRD dan diakhiri di Kantor Kejaksaan Negeri, Selasa (25/01).

Terakhir, aksi tolak hasil tes Perades yang dianggap banyak kejanggalan dan banyak kecurangan. Aksi dilakukan di Kantor DPRD, dilanjutkan di Kejaksaan Negeri Blora dan di Kantor Bupati Blora, Kamis (27/01).

Redaksi.