fbpx

PERENCANAAN RPH BLORA DIDUGA GAGAL TOTAL

Pembangunan RPH Blora.
Pembangunan RPH Blora.

Blora, BLORANEWS – Kabar mengejutkan datang dari pelaksana kontrak RPHU. Disinyalir bahwa Perencanaan awal gagal total. Sehingga pihaknya terpaksa membuat gambar baru. Apalagi gambar yang dibuat oleh perencana pertama tidak bisa dibaca sama sekali. Sehingga pekerjaan telat.

Pelaksana proyek Yossi Juanda menegaskan, keterlambatan yang dialami karena beberapa faktor. Pertama penundaan pekerjaan sekitar sebulan. Kedua, hasil perencanaan pertama dianggap gagal. Berikutnya adalah menunggu pengurukan lahan selesai.

“PHO baru dilakukan pada 26 Agustus 2022. Padahal surat perintah mulai kerja ada di 25 Juli 2022. Kami molor hampir satu bulan. Kami sudah tidak bisa bekerja,” jelasnya.

Selain itu, saat akan mengerjakan proyek, hasil perencanaan yang diserahkan tidak bisa dibaca.

“Intinya perencanaan itu dianggap gagal total. Jadi kami butuh waktu lagi untuk desain ulang. Yang tidak menyalahi prosedur RPH. Jadi itu di Agustus-September. Itu memakan waktu Dua Minggu,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora Gundala Wejasena melalui Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Gedung Pemotongan Hewan Unggas DP4 Blora, Rasmiyana membantah perencanaan RPH yang dianggap gagal. Sebab memang ada pekerjaan tambah kurang.

“Jadi perencanaan kita tetap komunikasi. Detailnya memang pelaksana melengkapi. Mengubah sesuai fungsinya. Dan sesuai arahan kami. Akhirnya ada beberapa pekerjaan yang tambah kurang,” tegasnya.

Sehingga dari hasil perencanaan awal tidak bisa dilakukan semua di tahun ini.

“Kita dahulukan bangunan fisik dulu. Di perencanaan ada kandang sapi dan lainnya. Kita tiadakan,” tambahnya.

Untuk konsultan perencanaan sendiri dari Jogja. Yaitu Dr Hewan Sony bersama tim. Alumni juga dari UGM. Sesama alumni pak Gundala dan saya.

“Beliau yang biasa bikin perencanaan di Kementerian. Perencanaan dari awal. Meski ada penyempurnaan-penyempurnaan,” tegasnya.

Pihaknya juga sampai di komplain dari Dr. Sony. Sebab anggaran untuk perencanaan hanya sedikit. Yaitu hanya Rp 90 jutaan. Dibandingkan jumlah anggaran pembangunan RPH.

“Sempat komplain juga. Kalau anggaran segitu tidak ideal sama sekali. Tapi karena sudah dianggarkan segitu ya bagaimana lagi,” tambahnya.

Dia menambahkan keterlambatan ini karena beberapa faktor. Pertama cuaca. Meski sebenarnya bisa disiasati. Kedua adalah penjadwalan pekerjaan yang pelaksana buat dan PPK serta konsultan pengawas dalam pelaksanaan tidak dipatuhi.

“Antara target dan realisasi yang dicapai. Dari awal sudah berikan teguran, SP tapi masih saja belum selesai,” tegasnya. (Eka)

Ikuti berita terkini dari Bloranews.com di Google News, klik di sini.