fbpx

RIZA YUDHA ANGGAP SURVEI PASLON 2 UNTUK MENGHIBUR DIRI

Riza Yudha Prasetia Calon Wakil Bupati Blora
Riza Yudha Prasetia Calon Wakil Bupati Blora

Blora – Hasil survei yang dilakukan oleh lembaga Pandawa Research di Pilkada Blora 2020 kepada pasangan calon (Paslon) 02 Arief Rohman – Tri Yuli Setyowati (Artys) dianggap Riza Yudha Prasetya yang berpasangan dengan Dwi Astutiningsih (Asri) hanya untuk menghibur diri lantaran kadaluarsa.

 

Riza Yudha Prasetia Calon Wakil Bupati Blora
Riza Yudha Prasetia Calon Wakil Bupati Blora

 

”Hasil survei itu bagi pasangan 01 itu kadaluarsa dan kayak menghibur diri, karena data diambil tanggal 21 sampai 25 September yang seharusnya diumumkan di awal Oktober. Hasil survei itu yang lebih baik kan yang real time,” ucapnya melalui sambungan telepon, jumat (06/11).

Menurutnya, wajar jika masyarakat hanya mengetahui paslon 02 karena dirinya baru disahkan sebagai paslon sah oleh KPU Blora pada tanggal 23 September.

“Hasil surveinya itu tidak bisa menggambarkan kondisi tiap paslon di awal November ini, itu yang perlu kami tegaskan. Pada tanggal 23 kita baru ditetapkan sebagai paslon, tanggal 24 pengundian nomor urut. Saat itu kita belum bekerja, belum bergerak dan tim belum dibentuk. Sehingga wajar kalau hasil pasangan kita rendah. Jadi, masyarakat tahunya pasangan 02 karena pasangan kita belum muncul,”jelasnya.

Bahkan, Riza mempertanyakan mengapa hasil surveinya baru dipublikasikan di awal November bukan di bulan Oktober.

“Pengambilan datanya di bulan September, mengapa baru dipublikasikan di awal November. Artinya, hasil surveinya paslon 2 kadaluarsa karena saat dia survei, kita belum bekerja. Apa yang mau dimainkan, penggiringan opini? Atau orang-orang ini panik ya?,” tanyanya sambil tertawa.

Riza juga menceritakan bahwa dirinya hidup di lingkungan orang survei, jadi dia paham tentang lembaga survei.

“Saya hidup di lingkungan orang survei dan sempat diskusi ke beberapa teman survei nasional, kalau untuk kelas Blora dengan 16 kecamatan paling tidak mereka menggambarkan korespondennya minimal 600 sampai 800 bisa memotret keseluruhan. Sedangkan responden pada survei paslon 2 sekitar 440,” tambahnya.

Namun, dirinya tidak menampik akan kredibilitas lembaga survei Pandawa yang melakukan survei tersebut, bahkan dia mengharapkan masyarakat Blora harus diedukasi terkait hasil survei.

“Tapi yang jelas satu, masyarakat harus diedukasi bahwa survei sangat penting. Saya tidak membedah kredibilitas lembaga surveinya, hanya mempertanyakan timing pengambilan data dan hasilnya. Menurut saya ini pembodohan publik, masyarakat Blora harus melek politik, ini perlu pengetahuan. Jangan sampai orang-orang menggunjingkan bahwa ini survei abal-abal, tidak. Tapi surveinya diotak atik untuk menggiring opini, sehingga ini bisa dikatakan pembodohan publik,” terangnya. (Jay)