fbpx

BANJIR DI JEPON, BUKU PELAJARAN IKUT TERENDAM

Tampak seorang anak sedang memeriksa buku yang basah akibat terdampak banjir.
Tampak seorang anak sedang memeriksa buku yang basah akibat terdampak banjir.

Blora, BLORANEWS – Sejumlah rumah warga Blora terendam banjir akibat hujan deras yang cukup lama. Mirisnya buku pelajaran sekolah ikut terendam banjir.

“Yang sedih itu buku pelajaran anak-anak, ikut terendam. Mudah-murahan cepat surut,” ucap Putri Oktavia Nayoari saat diwawancarai di rumahnya, Selasa (29/11).

Putri yang tinggal di Desa Kidangan, Kecamatan Jepon ini, terlihat rumahnya masih terendam air. Ia mengatakan, banjir sekira pukul 15:00 WIB. 

“Mungkin naiknya air sekitar jam empat atau jam lima sore. Banjir kiriman dari sungai belakang, airnya ke depan semua,” terangnya saat diwawancara di rumahnya.

Ia mengaku, banjir yang menggenangi rumahnya sempat mencapai 60 centimeter, di atas lutut. Beberapa perabotan terendam. Beruntung surat-surat penting dalam kondisi aman.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Wijanarsih mengatakan, banjir terjadi di sejumlah wilayah di Blora. Setidaknya terdapat di tiga kecamatan. Yaitu Kecamatan Jepon, Jiken dan Bogorejo.

“Laporan sementara yang kami terima banjir terjadi di Jepon, Jiken dan Bogorejo. Paling parah di Pasar Jepon, sekarang sudah surut,” ungkap Wijanarsih.

Dikatakannya saat dihubungi melalui telepon, Selasa (29/11/2022). Pihak BPBD dalam penanganan ini fokus di Kecamatan Jepon karena arusnya yang tinggi.

“Untuk penanganan, kami berkoordinasi dengan OPD terkait. Ini banjir karena intensitas hujan sangat tinggi. Air dari bendungan meluber, akhirnya seperti banjir bandang, air hanya lewat saja. Kami saat ini sedang cek di bendungan Jepon,” ucapnya.

Terpisah, warga lainnya, Gatot asal Kelurahan Jepon RT 03 RW 02, rumahnya juga terendam. Ia mengatakan banjir karena hujan lebat, banyak bambu runtuh yang mengakibatkan aliran air terhambat.

“Air naik ke rumah tadi hampir maghrib. Lama banjir kira-kira 3 jam. Tinggi air sampai dalam rumah 75 centimeter. Motor (terendam, red) setengah, tidak bisa nyala,” jelasnya. 

Air surut sekira jam 20:00 WIB. Meski demikian, lumpur masih banyak di rumahnya, tempat tidurnya juga basah. 

“Harapan kami, untuk pemerintah mungkin ditinjau ulang hulu sungainya. Petugas bisa stanby di musim hujan, jangan nunggu pas banjir saja,” tambahnya. 

Gatot mengkhawatirkan juga saat banjir melanda aliran listrik masih menyala.

“Pihak PLN lebih diperhatikan lagi tadi pas tinggi-tingginya air aliran listrik masih nyala. Kita takut korslet. Ujung lorong juga ada trafo juga,” kata dia.

Menurutnya pemerintah telat menangani banjir. Pintu bendungan yang berada di Desa Kidangan, Kecamatan Jepon tidak dibuka saat banjir, mengakibatkan air meluap ke pemukiman warga.

“Rata-rata air dari bendungan. Kalau pintu air bendungan dibuka satu, pasti debit air meluap. Kalau tiga pintu dibuka mungkin tidak jadi begini. Jadi telat. Antisipasinya kurang,” tandasnya. (jam)