fbpx

JEMBATAN JATAYU BANGKLEYAN, SAKSI BISU AGRESI MILITER BELANDA

Jembatan Jatayu di Dusun Growong Desa Bangkleyan Kecamatan Jati Kabupaten Blora
Jembatan Jatayu di Dusun Growong Desa Bangkleyan Kecamatan Jati Kabupaten Blora

Jati- Dua kali tentara Netherlands-Indies Civiele Administration (NICA) melancarkan serangan ke tanah air, kendati proklamasi kemerdekaan telah dikumandangkan. Jejak keganasan tentara kolonial Belanda 1947-1948 ini dapat dijumpai di ujung selatan Kabupaten Blora, Sabtu (23/11).

Di lokasi tersebut, tepatnya di Dusun Growong Desa Bangkleyan Kecamatan Jati, pasukan Belanda menghancurkan jembatan penghubung antar dusun pada Desember 1948, atau semasa Agresi Militer Belanda II.

 

Jembatan Jatayu di Dusun Growong Desa Bangkleyan Kecamatan Jati Kabupaten Blora
Jembatan Jatayu di Dusun Growong Desa Bangkleyan Kecamatan Jati Kabupaten Blora

 

Selama lebih dari tujuh puluh tahun, jembatan yang hancur lantaran dibom tentara NICA tersebut tak tersentuh pembangunan. Akhirnya, pada 2018 warga setempat memulai pembangunan kembali jembatan tersebut secara swadaya, dan menamakannya Jatayu (jembatan diatasnya kayu).

Kepala Desa Bangkleyan, Mulyono mengungkapkan, pada Agustus 2018 warga berhasil menyelesaikan pembangunan Jatayu dan dapat dilintasi kendaraan roda empat. Pembangunan tersebut dilaksanakan selama dua bulan, sejak Juni 2018.

“Jatayu bisa dibangun berkat gotong royong warga. Jembatan tersebut tak hanya memudahkan interaksi antar dukuhan, tetapi juga merupakan akses menuju Desa Gendingan Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi,” terang Mulyono.

Pemaparan lebih panjang disampaikan Nadi (52), warga setempat. Menurutnya, semula warga tidak terlalu yakin dapat membangun kembali jembatan yang merupakan saksi bisu sejarah perjuangan bangsa tersebut.

“Pembangunannya bertahap. Semula, warga hanya ingin membangun jembatan yang bisa dilewati motor saja. Belakangan, kita makin yakin setelah Mas Mul (Kades Mulyono) mengajak kita untuk iuran dan akhirnya jembatan tersebut bisa dilewati mobil,” paparnya.

Tak hanya warga Dusun Growong, Mulyono dan para tokoh desa berhasil menghimpun dana dari warga Dusun Sambirejo, Bedegan, Puthuk, Ledok, Sengon, hingga Bendho. Dana yang semula hanya Rp 24 juta, bertambah hingga mencapai Rp 80 juta.

Akhirnya, menjelang peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI ke- 73, tepatnya pada 9 Agustus 2018 jembatan Jatayu telah selesai dibangun. Tak main-main, jembatan tersebut membentang sepanjang 35 meter, dengan lebar hampir 3 meter dan tinggi 2 meter lebih. (jml)