Cepu – Ketika sekolah di kawasan perkotaan Blora sedang berlomba-lomba meningkatkan sarana pendidikan, tidak sedikit sekolah di daerah pinggiran yang berjuang dengan fasilitas ala kadarnya. Siswa di sekolah pinggiran ini, belajar ditengah segala keterbatasan. Kenyataan ini, membuat sejumlah komunitas muda turun tangan. Kristi Yuana dan komunitasnya ini menjelajah kawasan pelosok Blora untuk membagikan peralatan sekolah yang dibutuhkan para siswa yang kurang beruntung tersebut.
“Awalnya, saya aktif di Sekolah Guru Indonesia (sebuah lembaga milik Dompet Duafa yang fokus dalam dunia pendidikan). Kemudian saya dan teman-teman merintis yayasan Yumna Fi yang bergerak di bidang sosial pendidikan” ujar mahasiswi pascasarjana Administrasi Publik Fisip Universitas Tujuh Belas Agustus Semarang ini.
Sejak 2014, Kristi aktif terjun ke berbagai pelosok desa di Blora untuk membagikan peralatan sekolah bagi siswa-siswa yang membutuhkan. Kegiatan ini merupakan penerapan dari program Proseru2B (Program Sedekah Rutin 2 Bulan).
“Menyenangkan bisa berbagi. Kita pernah menjumpai beberapa siswa di salah satu sekolah dasar di desa yang melepas sepatunya ketika pulang sekolah. Kata anak-anak itu, supaya sepatunya awet karena orang tua tidak mampu membelikan sepatu baru. Ternyata, masih banyak anak sekolah dasar yang belum dapat menikmati pendidikan secara layak” papar Kristiyuana yang tinggal di kelurahan Megalrejo – Balun, kecamatan Cepu ini.
Melihat lebarnya kesenjangan dalam pendidikan, Kristi Yuana berharap lebih banyak tangan yang terlibat membantu para pelajar sekolah dasar yang kurang beruntung. “Masih banyak yang malu membantu. Kadang ada yang berminat membantu tapi bingung bagaimana memulainya. Sebenarnya mudah saja, ketika anda ingin berbuat baik, lakukan saat itu juga” pungkasnya [.]
Reporter : Muhammad Eko
