fbpx

KUPATAN, TRADISI JAWA YANG KENTAL MAKNA

Ilustrasi
Ilustasi

Blora – Sepekan usai puncak hari raya Idul Fitri, warga bersiap merayakan Lebaran Ketupat. Tradisi ini telah berlangsung ratusan tahun, dan terus berjalan hingga kini.

Budaya kupatan di yakini bagian warisan kejayaan hindu budha yang telah mengalami akulturasi dan pengubahan makna. Di masa lalu, Ketupat (kupat) merupakan sebuah tradisi memuja Dewi Sri, dewi pertanian dan kesuburan, Dewi Sri dianggap sebagai pelindung kelahiran, kehidupan, kekayaan, dan kemakmuran.

 

Ilustrasi
Ilustasi

 

Setelah masuknya islam, Kupatan (bakdo kupat) diperkenalkan oleh Sunan kalijaga pada masa kerajaan Demak, oleh masyarakat Jawa islam kupatan difungsikan sebagai syukur kecil pada Tuhan.

Dalam buku ‘Malay Annal of Semarang and Chrebon’,  H.J. de Graaf mengatakan bahwa ketupat merupakan simbul perayaan hari raya islam pada abad ke-15 pada masa pemerintahan Kasultanan Demak.

Dalam bukunya Graaf menduga janur merupakan identitas budaya pesisir karna di daerah pesisir dipenuhi pohon kelapa.

Clifford James Geertz adalah seorang ahli antropologi asal Amerika Serikat yang banyak melakukan penelitian di Indonesia mengatakan Orang jawa meyakini Janur kuning dapat digunakan untuk tolak balak, oleh sebab itu ketupat banyak digunakan dalam berbagai upacara adat, Janur dalam bahasa jawa merupakan kependekan dari ‘Jatinining nur’ yang memiliki makna memiliki cita-cita untuk menggapai cahaya ilahi dengan hati yang bersih. 

Lebaran ketupat yang dirayakan pada 8 Syawal, merupakan bentuk menyisipan nilai Islam dalam budaya lokal.

Tujuan utama diselenggarakannya Kupatan oleh masyarakat muslim khususnya di pulau Jawa adalah untuk memperkuat tali silaturahim antar sesama.

Pada masyarakat Blora perayaan Kupatan (lebaran ketupat) menjadi waktu yang istimewa. Pasalnya, pada hari itu, akan dilangsungkan kendurian ketupat yang dipimpin tokoh agama desa setempat. Dilanjutkan saling mengirim ketupat ke kerabat dan tetangga.

Dengan saling mengirimkan (ater-ater, jw) ketupat, silaturahim antar warga semakin erat. Sementara, di keluarga masing-masing menikmati ketupat yang dilengkapi dengan berbagai sajian lainnya seperti lontong serta sayur panggang, dan jajanan seperti lepet dan lopis. (Nzh)

Verified by MonsterInsights