fbpx

MAGANG DI CETHIK GENI, KOLABORASI FILM DAN LITERASI

Kegiatan Clarista Yovinka Naftali (22), mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang tengah magang di Taman Baca dan Budaya Cethik Geni
Kegiatan Clarista Yovinka Naftali (22), mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang tengah magang di Taman Baca dan Budaya Cethik Geni

Cepu- Menggabungkan antara dunia multimedia dengan literasi sastra, ternyata sangat menantang. Hal ini yang dirasakan Clarista Yovinka Naftali (22) mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara Serpong, Tangerang Selatan, saat magang di Taman Baca dan Budaya Cethik Geni.

 

Kegiatan Clarista Yovinka Naftali (22), mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang tengah magang di Taman Baca dan Budaya Cethik Geni
Kegiatan Clarista Yovinka Naftali (22), mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang tengah magang di Taman Baca dan Budaya Cethik Geni

 

Di taman budaya yang berloakasi di Dusun Wangkot Desa Kapuan Kecamatan Cepu Kabupaten Blora tersebut, Tita (sapaan Clarista Yovinka Naftali) mencoba mengkolaborasikan antara latar belakang pendidikannya dengan spirit literasi Cethik Geni.

“Saya bikin konten dan dokumentasi. Itu kita unggah di channel Youtube Cethik Geni,” ungkap Tita saat berbincang di Rumah Bucu Cethik Geni, Selasa (10/03).

Dalam dua minggu terakhir, Tita telah mengunggah video dokumentasi rutin hari Minggu seperti kerja bakti, latihan anak-anak menarikan tarian Kidabela dari Maluku, dan latihan memainkan gamelan saat anak-anak berkunjung ke Desa Garas.

“Saya juga membuat video konten pada weekday. misalnya Konten Musik Hadroh, Tutorial Pengadeg Gambyong, dan Acara Masak Resep Mak’e ala Lisquinn. Semuanya bisa ditonton di channel Youtube Cethik Geni,” imbuhnya.

Meski Tita harus fokus menjalani magangnya, bukan berarti mahasiswa kelahiran Cepu ini lantas menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan dokumentasi dan video konten saja. Ada banyak kegiatan lain yang dia lakukan di Cethik Geni.

“Tapi, kegiatan tidak melulu soal membuat video atau sibuk di dunia Online, saya juga menyeimbangkan dengan realita atau offline, yaitu menjadi volunteer. Misalnya, mengajar anak-anak bahasa Inggris Dasar dan berkoordinasi dengan tim serta teman-teman PEM Akamigas mempersiapkan Pasar Selapanan di Minggu Wage,” pungkasnya. (arf)