NASIB PETANI TERONG BACEM BANJAREJO : 1 KILO DIHARGAI 500 RUPIAH

PETANI TERONG
Khakim, petani terong di desa Bacem Banjarejo Foto : Bloranews

Banjarejo – Nasib tragis dialami sebagian besar petani terong di desa Bacem, Banjarejo. Harapan menambah penghasilan dengan menanam terong, berujung buntung setelah terong petani itu hanya dihargai sebesar lima raus rupiah untuk tiap kilonya.

 

PETANI TERONG
Khakim, petani terong di desa Bacem Banjarejo Foto : Bloranews

 

“Merata hampir para petani di desa ini menanam terong untuk menambah penghasilan. Kalau dijumlah, hampir dua puluh hektar lahan ditanami terong. Saya sendiri menanam pada lahan seluas dua kedok (petak sawah).” kata Khakim, petani desa Bacem yang juga menanam terong.

Pembeli terong para petani desa Bacem adalah tengkulak dari luar daerah. Mereka, para tengkulak itu, membeli dengan harga lima ratus rupiah untuk tiap kilonya. Bagi petani terong, dengan harga itu hanya mengembalikan biaya pembelian pupuk.

“Pengepulnya dari luar kota, ada yang dari Ngaringan (kabupaten Grobogan) ada pula yang dari Demak. Hasil penjualan terong tahun ini hanya mengembalikan biaya pembelian pupuk. Tetangga saya, yang menanam terong pada lahan seluas ¼ hektar juga buntung.” lanjut Khakim.

Nasib serupa juga dialami Maryono, Toha, Andre dan Dawin, para petani terong tetangga Khakim. Masing-masing mereka menanam terong pada lahan seluas ¼ hektar. Walaupun terong bukanlah komoditas utama pertanian desa Bacem, namun kerugian pertanian terong tahun ini membuat sebagian besar petani desa Bacem kecewa.

“Modal yang dikeluarkan petani tidak sebanding dengan penjualan hasil panennya, tahun ini rugi, mas.” kata Maryono, petani terong yang juga merugi [.]

Reporter : Muhammad Eko