fbpx
OPINI  

PANCASILA TAK SEBATAS FORMALITAS

Ilustrasi
Ilustrasi

Indonesia adalah rumah. Pemiliknya adalah masyarakat Indonesia. Dari uraian secerca noda sejarah pada pemilu yang sudah dijelaskan diatas, membuktikan jika masih ada masyarakat Indonesia yang rela menghancurkan rumahnya sendiri. Hanya karena mengedepan ego diri, kelompok yang berdasarkan kepentingan semata.

Indonesia tergolong negara berkembang. Jelas saja, tidak kunjung menjadi negara maju, melihat masyarakat Indonesia yang masih suka menciptakan narasi kehancuran pada bangsanya sendiri.

Berbeda dengan negara lain yang sudah merancang masa depan demi negara yang berkemajuan di segala sektor bidang. Jika ditelaah Indonesia masih harus fokus pada pendewasaan pemikiran masyarakatnya. Minimal memaknai Pancasila dibarengi dengan perbuatan atau perilaku yang sesuai.

Isu sosial, politik, agama dimana-mana. Isu-isu tersebut sekarang sedang menghiasi dinding-dinding rumah kita (Indonesia). Banyak yang berupaya menghias, membangun, menjaga rumah kita ini,  namun tak sedikit pula yang berusaha merobohkan, mecemari dengan noda-noda kebencian antar saudara.

Maka dari itu apakah kita akan menjadi penghuni rumah yang punya i’tikad untuk membangun, ataukah sebaliknya? yakni menghancurkan.

Padahal para pendahulu kita sudah berjuang dengan darah dan nyawa untuk mendirikan bangsa Indonesia tercinta ini. Minimal jika tidak bisa membangun, mempertahankan menjaga pun sudah lebih dari cukup.

Sebuah pilihan yang menentukan sisi kemanusiaan, dan upaya untuk mempetahankan dan mempertanggungjawabkan pancasila sebagai ideologi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tentang penulis: Mohammad Iqbal Shukri merupakan mahasiswa asal Blora yang aktif di Lembaga Kajian Sosial Kemasyarakatan Kota Semarang

*Opini di atas adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi Bloranews.com