fbpx

PESAREAN TIRTONATAN : PERISTIRAHATAN TERAKHIR PARA BUPATI BLORA

MAKAM BUPATI BLORA
GERBANG MASUK MAKAM TIRTONATAN
PESAREAN TIRTONATAN : PERISTIRAHATAN TERAKHIR PARA BUPATI BLORA
PESAREAN TIRTONATAN : PERISTIRAHATAN TERAKHIR PARA BUPATI BLORA

Ngadipurwo, Blora ( 15 / 12 / 2015 ) Tak habis kata – kata untuk menceritakan Blora dan sejarahnya. Dari berbagai versi kitab babad sampai tutur lisan beragam dan menjadi mozaik budaya yang membuat kota Samin ini menjadi rumah budaya yang kaya dengan cerita.

Sejarah pemerintahan kabupaten Blora dapat dilacak sejak abad XVI. Pada masa itu, banyak kadipaten di pulau jawa tunduk pada pemerintahan kesultanan Demak. Dibawah kepemimpinan Arya Penangsang, Blora bersama dengan Pati, Lasem dan Jipang masuk kedalam Kadipaten Jipang. Sedangkan Kadipaten Jipang sendiri adalah kadipaten yang tunduk dengan pemerintahan Kesultanan Demak.

Silih berganti menguasai Blora, kerajaan di pulau Jawa menancapkan pengaruhnya di kota Barongan ini. Diantaranya adalah Kesultanan Pajang dan Kesultanan mataram Islam. Sampai akhirnya Blora menjadi sebuah kabupaten pada Kamis Kliwon,tanggal 2 tahun alip 1675 Tahun Saka atau  11 Desember 1749 Masehi, peristiwa ini dicatan pada gapura pendopo Bupati Blora dalam sebuah candra sengkala “ Trus Kawarna Sabdaning Aji 

Sejarah kepemimpinan Blora pun bergulir, para Bupati Blora bergantian mengukir sejarah untuk memajukan Blora. Dimulai dari bupati pertama Blora, Wilatikta. Sampai hari ini, Kabupaten Blora telah dipimpin oleh dua puluh delapan Bupati.

Beberapa dari Bupati Blora setelah tutup usia disarekan ( dimakamkan ) di Pesarean Tirtonatan. Karena banyaknya para Bupati Blora yang disarekan di tempat ini, masyarakat sekitar mengenalnya sebagai makam Bupati Blora.

Terletak di desa Ngadipurwo, Kecamatan Blora makam ini menjadi destinasi wisata ziarah bagi para pengkaji sejarah kabupaten Blora. Sekitar tujuh kilometer arah utara alun – alun Blora, atau sekitar tiga puluh menit jika ditempuh dengan kendaraan bermotor

PERISTIRAHATAN TERAKHIR PARA BUPATI BLORA
GERBANG MASUK MAKAM TIRTONATAN NGADIPURWO

Memasuki area makam ini, anda akan disambut dengan gapura putih seolah menyambut kehadiran para peziarah. Dipenuhi dengan pepohonan yang rimbun dan teduh akan membuat anda betah berlama – lama di tempat ini. Di area makam juga terdapat masjid yang bersih dan luas, sehingga anda tidak perlu bingung pada saat waktu sholat tiba. Makam ini terawat rapi dan bersih.

Dalam agenda resmi pemerintahan Kabupaten Blora, secara rutin diadakan ziarah ke makam ini. Para pejabat pemerintah dan DPRD Kabupaten Blora berziarah dengan mengenakan pakaian adat jawa. Kegiatan ini dilangsungkan setiap tanggal sebelas desember setiap tahunnya.

PERISTIRAHATAN TERAKHIR PARA BUPATI BLORA
KOMPLEK PEMAKAMAN TIRTONATAN

Pesarean Tirtonatan atau juga dikenal sebagai Makam Ngadipurwo ini adalah peninggalan dari salah satu Bupati Blora, Raden Tumenggung Djayeng Tirtonoto. Beliau memerintah pada tahun 1762 – 1782. Pada awalnya makam ini adalah kediaman beliau, setelah pensiun sebagai bupati beliau mendapatkan tanah kamardikan yang sekarang dikenal sebagai desa Ngadipurwo.

PERISTIRAHATAN TERAKHIR PARA BUPATI BLORA
KOMPLEK PEMAKAMAN TIRTONATAN

Di dalam kompleks Makam Tirtonatan ini terdapat dua kelompok makam, yaitu makam kerabat Kasunanan Surakarta di sebelah barat dan makam kerabat Kasultanan Yogyakarta di sebelah timur.

Selain menjadi kebanggaan bagi warga desa Ngadipurwo, warisan sejarah Makam Tirtonatan ini juga menjadi kebanggaan bagi warga Blora. Kebanggaan sebagai warga Blora yang menjaga peninggalan para leluhurnya dengan mengenal dan meneladani sikap dan teladannya.

Bagi anda para pecinta wisata ziarah dan sejarah, Makam ini cocok sebagai tempat berkontemplasi dan mencari inspirasi.

Reporter    : Andhika Putri ( andhikaputri480@gmail.com )

Fotografer : Aliph Bengkong