fbpx

PARA VETERAN BLORA : SERSAN JOESOEF, VETERAN TAK TERCATAT

veteran blora
M. Joesoef dan buku 30 Tahun Kemerdekaan Indonesia, pelaku sejarah dan catatan sejarah

 

Jati- Dari banyak pahlawan yang terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan, terdapat banyak pahlawan tak dikenal yang tertimbun sejarah. Di Blora, jumlah veteran (pejuang kemerdekaan yang masih hidup) yang terlupa lebih banyak dari veteran yang tercatat. Para pelaku sejarah itu, kini hidup dalam usia tua yang tidak lagi mampu bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu pahlawan hidup itu bernama M. Joesoef, pejuang kemerdekaan yang saat ini tinggal di desa Doplang Kecamatan Jati.saat ini, pejuang berusia 94 tahun ini tinggal bersama saudaranya dan hidup dari upah mengecat. Kendati demikian, tidak ada penyesalan yang tersirat dalam wajah pejuang yang berpangkat sersan mayor tersebut.

Joesoef lahir di Balun Sudagaran, Kecamatan Cepu. Ayahnya bernama Kyai Kusnan dan ibunya bernama Siti Jainab. Dia menyaksikan betapa gemparnya kota Cepu pada era mempertahankan kemerdekaan.

“Cepu saat itu penuh dengan hiruk-pikuk, semua orang berteriak Allahu Akbar. Yang melawan kemarahan rakyat pasti mati” kenangnya.  Ketika hiruk pikuk itu terjadi, M. Joesoef berusia 22 tahun, empat tahun kemudian pahlawan hidup ini memutuskan bergabung dengan Tentara Pelajar.

Kehidupan M. Joesoef dari awal kemerdekaan sampai tumbangnya orde lama, dipenuhi dengan keterlibatannya di berbagai peristiwa-peristiwa yang menentukan nasib Indonesia di masa mendatang.

Joesoef terlibat bersama para pemuda bandung dalam peristiwa Bandung Lautan Api tahun 1946. Beliau menjadi salah satu pejuang yang diterjunkan dalam peristiwa penumpasan pemberontakan Andi Aziz tahun 1950, penumpasan RMS pada bulan oktober 1950 dan merebut kembali lapangan Jailolo di Maluku. Menjelang tahun 1965, M. Joesoef direkrut menjadi anggota Resimen Tjakrabirawa.

“ Keterlibatan saya di resimen Tjakrabirawa membuat saya dibidik para anti-Soekarno. Rumah saya di bandung dibakar sehingga seluruh arsip saya terbakar dan tidak dapat diselamatkan.” Tuturnya.

Cinta tanah air dan keinginan untuk merdeka sepenuhnya membuat M. Joesoef tidak pernah menyesali seluruh perjuangannya. Pejuang berusia renta ini bersedia menceritakan seluruh pengalamannya kepada generasi hari ini.

Ketika disinggung, apakah beliau akan mengikuti upacara kemerdekaan pada 17 agustus hari rabu nanti kakek ini menjawab bahwa dia tidak punya seragam untuk upacara.

“Seragam saya sudah terbakar bersama rumah saya, namun saya akan hadir pada malam tirakatan di kecamatan malam 17 agustus nanti.” pungkasnya.

Reporter          : Sahal Makmur

Foto                 : Az Zulfa

BACA JUGA :

PARA VETERAN BLORA : PESAN TRISAKTI KAPTEN KARSIDIN DARI TUNJUNGAN

PARA VETERAN BLORA : SERAGAM LAPUK SERSAN SOEPARMAN