fbpx

TIKET KE SURGA TAK HARUS BERJILBAB

Ilustrasi.
Ilustrasi.

BLORANEWS – Paling risih ketika ada seseorang memberi komentar si A dianggap hijrah lantaran memakai jilbab. Padahal Allah itu menciptakan manusia di dunia hanya untuk beribadah. Pemaknaan ibadah di sini tidak boleh dikerdilkan menjadi opini sempit, dan biasanya orang yang memberikan makna ibadah sebagai hubungan vertikal saja antara dirinya dengan Tuhan. Ketika saat ini hampir semua orang memakai jilbab jangan juga di artikan jika dia sudah mendapat hidayah. Meskipun kita sebagai umat islam percaya dan meyakini Qur’an dan Hadist adalah pedoman untuk beribadah.

Salah satu perintah memakai jilbab di yakini Umat Islam tertuang di dalam Surat Al- Ahzab. Perintah itu ditujukan untuk umat perempuan muslim supaya mereka bisa dikenali dan berbeda dengan orang kafir. Namun kita musti tahu asbabun nuzulnya ayat itu turun. Asal muasalnya turunnya ayat untuk menutup aurot turun lantaran saat itu terjadi perang di Madinah, antara orang muslim dengan kafir Quraish. Perintah mengenakan jilbab hanya untuk pembeda antara orang muslim dan kafir Quraish. Tidak terkecuali dengan budak yang telah dibebaskan oleh orang muslim saat itu juga diwajibkan memakai jilbab.

Namun kondisi saat ini berbeda jauh dengan kondisi saat itu, saat nabi Muhammad berdakwah di Madinah dan berperang melawan kafir Quraish yang menyerang di Madinah. Apabila saat itu perempuan muslim tidak memiliki identitas yang berbeda dengan kaum kafir Quraish maka yang terjadi malah perempuan muslim menjadi korban dari suku kafir Quraish. Oleh sebab itu jilbab yang saat ini di kenakan oleh para umat muslim sebenarnya berbeda orientasi dengan saat itu.

Meskipun perintah berjilbab jelas tertuang dalam kitab suci Al Qur’an, namun jangan lantas di maknai secara parsial bahwa jilbab hukumnya wajib. Atau lebih parahnya orang Islam yang tidak berjilbab dianggap kafir. Banyak diantara kita yang mengenakan jilbab niatnya tidak untuk beribadah, tapi sekedar mode kekinian. Terkadang kita juga lebih enjoy apabila mengenakan jilbab untuk menyederhanakan mode. Yang dulu orang harus pandai merapikan rambut, malu dengan uban, rambut yang keriting, tidak ribet memakai sanggul. Semuanya dengan mudah disederhanakan dengan sehelai jilbab.

Tugas kita di dunia sebenarnya adalah beribadah, baik itu berupa ritual/vertikal maupun ibadah sosial kepada sesama. Orang yang patuh pada Tuhannya tercermin dari ibadah ritual yang jarang diketahui banyak orang karena bersifat intim antara dirinya dengan Tuhannya. Sedangkan ketika dia berbuat baik antar sesama bisa dikategorikan ibadah sosial. Misalnya, infaq, sedekah, zakat, memberi pinjaman hutang tetangga, menolong tetangga yang membutuhkan, menyantuni anak yatim piyatu dan masih banyak lagi.

Hidayah yang diberikan oleh Tuhan kepada hambanya tidak cuma satu (berjilbab), namun masih segudang cara Tuhan memberikan hidayah pada hambanya. Meskipun seorang napi kelas kakap, pengedar narkoba dengan vonis hukuman mati, namun jika Tuhan sebelum meninggal dia di berikan hidayah dan mau bertobat dengan sungguh-sungguh, maka surga jaminannya.

Kita sebagai umat muslim tidak bisa membatasi kuasa Tuhan. Surga itu dijanjikan Tuhan untuk orang yang taat beribadah, dan yang menerima amalan kita itu bukan manusia, tapi Tuhan sendiri. Jadi jangan sekali kali menjust kafir bagi perempuan yang tidak berjilbab. Masih banyak kewajiban yang belum kita tunaikan.

Tentang penulis: Siti Lestari adalah mantan ketua PC PMII Kabupaten Blora yang saat ini aktif mengelola Lembaga Pendampingan dan Pemberdayaan (Perempuan) Kinasih. 

*Opini di atas merupakan tanggung jawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggung jawab Bloranews.com.

Verified by MonsterInsights